"Oh, bagian ini di sini!" seru Melly sambil mengambil satu keping puzzle dan menggabungkannya dengan potongan puzzle yang lain. Sore itu, Melly dan Agatha sedang asyik menyusun puzzle. Setelah cukup lama mencoba menyelesaikan puzzle tersebut, keduanya kecewa. Bukan karena mereka gagal menyelesaikannya, ternyata ada sebuah potongan puzzle yang tidak mereka temukan. "Agatha, kita hampir menyelesaikan puzzle ini! Tapi ada satu bagian yang hilang!" ujar Melly kepada Agatha dengan raut wajah sedih. Agatha mengamati puzzle yang telah mereka susun dan berkata, "Benar Melly, puzzle ini jadi rapuh dan berlubang serta gambarnya menjadi tampak kurang cantik. Ayo kita cari bagian yang hilang agar puzzle ini bisa menjadi satu kesatuan utuh!"
Puzzle merupakan permainan menyusun kepingan-kepingan gambar dengan bentuk atau tekstur yang berbeda agar menjadi satu kesatuan gambar yang indah. Kita sebagai anak-anak Tuhan, juga bisa digambarkan sebagai kepingan-kepingan puzzle. Setiap bentuk kepingan yang berbeda menggambarkan diri kita yang masing-masing unik dan memiliki perbedaan. Namun dengan adanya perbedaan tersebut, tidak membuat kita jadi tidak bisa bersama-sama. Melainkan perbedaan bentuk tersebut membuat kita harus saling bersatu sama lain sehingga menghasilkan suatu gambar yang indah. Tuhan mau kita semua bertumbuh bersama-sama di dalam Dia. Tuhan juga mau kita hidup damai satu sama lain. Jadi, jika ada temanmu yang berbuat salah, maka kamu harus mengampuni dan menasehatinya! Jika temanmu mulai kurang disiplin datang ke gereja, kamu harus menegurnya dengan kasih! Begitulah kita sebagai satu keluarga Allah, bisa saling menerima dan mengisi satu sama lain, sehingga tidak ada ruang kosong yang menyebabkan kita menjadi rapuh dan terpecah belah. Seperti puzzle yang utuh, Keluarga Allah yang utuh dan penuh kasih akan terlihat indah di hadapan Tuhan. [TS]