Licia bercita-cita menjadi pianis terkenal. Ia ingin menghibur orang melalui permainan pianonya. Sejak kecil ia belajar bersama guru piano, rutin setiap 3 hari dalam seminggu. Guru pianonya meminta Licia untuk ikut kompetisi piano provinsi. Namun Licia selalu menolak. Katanya, permainannya belum sempurna. Katanya, Licia mau ikut kompetisi piano se-Indonesia saja saat ia sudah bermain dengan sempurna. Padahal, guru pianonya tahu untuk dapat ikut kompetisi piano se-Indonesia, Licia perlu mulai dengan kompetisi provinsi, bahkan sebelum skill bermain pianonya sempurna. Karena, memang sulit bahkan tidak mungkin untuk seseorang menjadi sempurna.
Apa hal ini kamu alami dalam membagikan Injil? Nanti saja, saat aku hidupnya sudah lebih baik, aku akan menceritakan Tuhan kepada bangsa Indonesia. Apa kamu berpikir seperti itu? Padahal, membagikan Injil tidak perlu tunggu hidup kita sempurna. Saat ini pun, kita harus berbagi kabar baik dengan orang-orang terdekat kita. Tapi aku masih banyak kelemahan. Tuhan tidak mencari orang yang tidak punya kelemahan, tapi Tuhan memakai orang yang mau hidupnya dipakai bagi kemuliaan Tuhan. Bahkan, Tuhan bisa pakai kelemahan kita agar kuasa Tuhan menjadi sempurna. Tuhan Yesus saja mengasihi kita bahkan saat kita masih berdosa. Inilah saatnya kita bekerja bagi kemuliaan Tuhan dengan membagikan Injil bagi orang yang paling dekat dengan kita. Tidak perlu tunggu sempurna.[VJ]