Pada tahun 1748, sebuah kapal dagang mengalami bencana dahsyat dalam pelayarannya ke Inggris. Ketika bencana topan itu datang menyerang kapal, semua awak kapal dan para penumpang di dalamnya ketakutan termasuk John Newton, kapten kapal tersebut. John Newton mengenal Tuhan melalui didikan ibunya. Namun sayang, ibu John meninggal ketika John berumur 7 tahun. Sejak itulah, John perlahan mulai melupakan Tuhan. John mengikuti jejak ayahnya menjadi kapten kapal. Kehidupan pelayaran inilah yang membawa John mengenal perbudakan dan hidup makin jauh dari Tuhan.
Tetapi, benih firman yang ditabur oleh ibu John itu tidak sia-sia. Saat kapal John bergoyang karena badai topan dan hampir tenggelam, dan ia sangat ketakutan, di saat itulah Roh Kudus bekerja. Ia mengingat Tuhan kembali, John berdoa meminta pertolongan-Nya dan Tuhan pun menolong John. Kapal John tidak tenggelam, John dan para penumpang kapal pun selamat. Keselamatan dari Tuhan inilah yang membuat John Newton akhirnya bertobat, hidupnya berbalik kepada Tuhan. Ia pun memutuskan untuk melayani Tuhan dan menjadi pendeta. Ia banyak menulis jurnal serta lagu-lagu. Salah satu lagunya adalah "Amazing Grace" yang sering kita dengarkan hingga hari ini.
"Amazing Grace, how sweet the sound, that saved a wretch like me…"
Penyertaan Tuhan tidak pernah berubah, selalu sama, dulu, sekarang dan selamanya. Jika Tuhan menyertai dan menolong John Newton, Tuhan juga menyertai pembangunan Bait Suci di jaman nabi Hagai, Tuhan yang sama akan selalu menyertai kita semua hari ini. "Amazing love.. amazing grace!" [AF]