Seorang wanita yang bermasalah karena fisiknya, merasa frustrasi dan berniat hendak bunuh diri. Namun sebelumnya, ia mengunjungi salah satu sahabatnya. Ia pun menceritakan masalahnya sambil menangis. Suami sahabatnya yang kebetulan mendengar, menatap wanita itu dengan penuh ketulusan seraya berkata, "Matamu sangat indah nona." Seketika wanita itu terdiam. Namun, perkataan itu terus memenuhi pikirannya. Malam itu menjadi malam yang berarti baginya. Ia pulang, selang beberapa waktu setelah kejadian itu, ia mengirimkan surat ucapan terima kasih pada sahabatnya. Dalam surat itu ia menjelaskan bahwa ada sesuatu yang baru yang ia dapatkan, yang membuatnya mengerti arti keindahan.
Kisah ini menyadarkan kita bahwa pujian memberikan kekuatan dalam hidup seseorang. Dalam surat Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus, ia memberi teguran terhadap tindakan-tindakan jemaat yang salah. Kendati demikian ia juga tak abai memuji perbuatan mereka yang memang pantas dipuji. Katanya, "Aku harus memuji kamu, sebab dalam segala sesuatu kamu tetap mengingat akan aku dan teguh berpegang pada ajaran yang kuteruskan." Meski Paulus sudah meninggalkan mereka, namun jemaat ini tetap mengingatnya. Bahkan mereka tetap mengingat apa yang telah diajarkan Paulus meski kala itu ada begitu banyak ajaran yang berkembang di sekitar mereka. Karena hal inilah Paulus memuji mereka. Paulus bahkan menyatakan keharusannya untuk memuji perbuatan baik mereka. Dengan memberi pujian yang tulus, sebenarnya kita sedang menebarkan kasih. Pujian yang tulus menghangatkan hati dan membangkitkan semangat bila diucapkan tepat waktu, bahkan dapat membawa kebaikan bagi orang lain. Bagaimana respon Anda ketika melihat sesuatu yang baik dari keluarga, sahabat, dan rekan kerja? Apakah Anda pernah memberi mereka pujian? Tak ada ruginya jika kita mengungkapkan pujian yang pantas dan benar. Mulailah mengapresiasi sesama, ungkapkan pujian dengan tulus. Kita tak pernah tahu pujian kita membangkitkan semangat orang lain dan membawa perubahan bagi hidup mereka. [RS]