Suatu hari saat sedang berkendara, saya merasa terganggu oleh kelakuan pengendara mobil di belakang saya. Ia kerap menyalakan lampu dim dan membunyikan klakson tanpa henti. Saya berusaha untuk tidak menggubrisnya, sampai suatu saat pengemudi ini berada tepat di sebelah saya. Ia masih tetap membunyikan klakson dan melihat ke arah saya sambil berteriak-teriak. Karena terpancing akhirnya saya membuka kaca, saat itulah saya baru sadar bahwa pengemudi tersebut bukan ingin mencari keributan. Ia sedang berusaha memperingatkan saya bahwa pintu mobil saya tidak tertutup rapat dan itu membahayakan. Seringkali kita diperhadapkan dengan orang seperti pengemudi tersebut, orang dengan niat baik, pesan yang ingin disampaikan juga penting, namun kesan yang ditimbulkan tidak menyenangkan. Jika saat itu saya berkeras hanya ingin meladeni orang yang santun, maka saya akan melewatkan sebuah pesan penting yang mungkin bisa membuat diri saya sendiri celaka.
Raja Daud sendiri pernah mendapatkan peringatan yang keras dari nabi Natan atas perintah Tuhan. Daud telah melakukan kekejian dengan membiarkan Uria tewas dalam peperangan dan mengambil istri Uria untuk dirinya sendiri. Nabi Natan menyampaikan berbagai pesan yang keras kepada seorang raja, namun Daud tidak tersinggung ataupun marah. Ia tidak berfokus pada kesan, ia fokus kepada pesan, sehingga akhirnya ia menyadari dan mengakui bahwa ia telah berdosa kepada Tuhan. Kita lihat Tuhan bisa memakai siapa saja untuk menegur kita. Dibutuhkan kerendahan hati dan kepekaan untuk bisa menangkap pesan Tuhan lewat perkataan orang lain. Kita perlu ingat bahwa tidak semua orang memiliki gaya bicara yang kita sukai. Namun jika kita terlalu fokus pada kesan daripada pesan, kita akan melewatkan banyak hal baik. Ingat, Tuhan biasa memakai siapa pun untuk mengingatkan kita. Mungkin dengan perantaraan orang sekitar baik itu orang asing, anak kecil maupun bawahan kita. Mulai hari ini, belajarlah untuk lebih fokus pada pesan daripada kesan. [EV]