Peter Wagner pernah menceritakan bagaimana sahabat yang mengikuti mata kuliahnya, menerbitkan sebuah buku yang berisi gagasannya, bahkan ikhtisar pembahasannya kata per kata. Awalnya ia sangat marah karena sahabatnya telah merampok idenya. Wagner terduduk dan mulai menulis surat kecaman yang begitu pedas karena pelanggarannya yang terang-terangan. Mulanya ia berniat mengirim surat itu, namun ia ditegur oleh istrinya sehingga ia tidak jadi mengirimnya. Alhasil, persahabatan Wagner dan sahabatnya langgeng sampai kini. Sejak Wagner memutuskan untuk tidak menuntut sahabatnya, ia beberapa kali diperhadapkan dengan persoalan serupa, namun sikap Wagner tidak seperti dulu. Kini ia melihat bahwa dirinya adalah pialang ide. Ia bahkan mampu bersukacita saat melihat idenya dikembalikan tanpa penghargaan semestinya.
Kehidupan tak pernah menjanjikan keadilan dan kebaikan, hal-hal demikian bisa saja menimpa kita dalam bentuk dan cara yang berbeda. Bila diperhadapkan dengan situasi yang tidak adil, ego kita kerap ingin menuntut dan membalas, secara daging inilah naluri kita. Namun, Yesus datang dengan solusi yang berbeda. Ia bahkan telah menjadi teladan sempurna bagi kita. Demi kita, Ia yang tidak berdosa rela merendahkan diri-Nya, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus Ia pertahankan, bahkan sampai mati disalib. Ia rela melepaskan hak-Nya. Kita juga bisa belajar dari Daud, yang meski memiliki kesempatan untuk membalas kejahatan Saul, namun tidak melakukannya. Begitupun sikap Yusuf dalam menghadapi kakak-kakaknya yang begitu jahat, walau mampu membalas, ia tak melakukannya. Apakah Anda sedang diperhadapkan dengan ketidakadilan, dan berusaha mempertahankan hak Anda? Apa yang telah Yesus lakukan, seharusnya menjawab bagaimana kita bertindak. Buang segala niat yang memuaskan ego kita, seperti balas dendam dan sikap menuntut. Izinkan hati kita teruji dan lulus menghadapi setiap ketidakdilan dengan hati yang tulus. Kita harus selalu menyadari bahwa kita dikaruniai Tuhan kesanggupan untuk hidup benar sesuai teladan Yesus agar juga menjadi teladan bagi orang-orang yang belum mengenal-Nya. Seperti kata Oswald Chambers, "Apabila Anda bersedia memberikan hak atas diri sendiri kepada Allah, Dia akan menjadikan Anda sebagai eksperimen kudus." Ada hal-hal yang jauh lebih mulia kita dapatkan dari kerelaan kita untuk kehilangan hak daripada berusaha mempertahankannya. [RS]