Hidup ini adalah ladang masalah. Masalah dapat muncul di dalam keluarga, sekolah, pekerjaan, komunitas, finansial bahkan dalam situasi dunia. Hal yang lebih buruk adalah adanya orang-orang yang sering mengeluh dan meratapi suatu masalah tapi tidak datang dengan solusi, atau bahkan tidak ingin terlibat dalam pengembangan solusi. Mereka didefinisikan sebagai orang-orang yang berorientasi pada masalah (problem oriented). Mereka cenderung merasa tidak berdaya. Sedangkan orang-orang solution oriented akan membuat diri mereka merasa diberdayakan, lebih mampu mengubah situasi dalam hidupnya, dan lebih berbahagia. Robert Kiyosaki menggambarkannya dalam skenario sebagai berikut. Seorang problem oriented akan berpikir, "Saya berharap saya bisa melakukan hal x, tapi saya tidak bisa karena masalah z," sedangkan seorang solution oriented akan berpikir, "Bagaimana saya bisa mengatasi masalah z, sehingga saya dapat melakukan hal x."
Kita harus segera koreksi diri jika kita termasuk orang-orang problem oriented, sebab pada dasarnya Tuhan tidak berkenan atas sifat demikian. Ketika bangsa Israel tak habis-habisnya mengeluh tentang masalah-masalah yang mereka hadapi, "dan ketika TUHAN mendengarnya bangkitlah murka-Nya, kemudian menyalalah api TUHAN di antara mereka dan merajalela di tepi tempat perkemahan." Jangan menjadi orang yang bebal, berorientasilah pada solusi. Kabar baiknya, Tuhan kita adalah sumber solusi. Kita tidak perlu takut dengan masalah karena tidak ada satu pun dilema manusia yang tidak memiliki solusi. Pengajar Alkitab, John Edmiston, memberikan jawaban praktis mengenai iman yang berfokus pada solusi di dalam kehidupan sehari-hari, yaitu hubungan kepercayaan kita dengan Tuhan dan membayangkan bahwa di bumi seperti di Surga. Dengan memanfaatkan kekuatan kerajaan Allah, kita beriman bahwa pasti ada solusi yang ilahi dari setiap permasalahan, dan yang terutama adalah mencari dahulu kerajaan Allah. Dalam kisah Ester, kita bisa melihat solusi yang ditandai dengan ketergantungan radikal kepada Tuhan (Ester 4:16), di mana ia secara kreatif dapat merencanakan permintaannya dengan penuh kehati-hatian (Ester 7:3-6), sehingga pada akhirnya ia berhasil membuat raja mengeluarkan surat titah yang menguntungkan orang Yahudi (Ester 8:1-14). Ester berfokus pada solusi kerajaan Allah. Tuhan adalah sumber solusi. Ia menawarkan sumber daya yang melampaui sumber daya kita sendiri. Oleh karena itu, jangan habiskan energi dan waktu yang ada hanya untuk meratap dan mengeluh atas masalah yang kita hadapi, carilah dahulu kerajaan Allah, dari sanalah akan timbul solusi-solusi yang kreatif. [LS]