Tanggal 20 Maret setiap tahunnya ditetapkan sebagai World Sleep Day (Hari Tidur Sedunia). Tidur adalah salah satu kebutuhan dasar manusia yang perlahan dipandang sebelah mata oleh kebanyakan orang. Persepsi ekstrem tentang tidur yang dipercaya mayoritas saat ini ialah bahwa memprioritaskan waktu tidur adalah suatu bentuk kemalasan. Selain itu, karena semua manusia hanya dibatasi 24 jam dalam sehari maka salah satu hal yang dikorbankan demi bekerja lebih keras lagi adalah waktu tidur. Akibatnya, tidak sedikit orang yang waktu tidurnya kurang dari jumlah waktu tidur ideal. Sungguh ironis terkadang kita lalai memahami bahwa kurang tidur memiliki berbagai efek negatif pada tubuh seperti mood swing, kecemasan, bahkan dapat berujung pada depresi.
Tuhan mengajarkan bahwa untuk segala sesuatu ada waktunya (Pengkotbah 3). Ada waktu untuk bekerja, maka harus ada waktu untuk beristirahat. Tubuh bukanlah mesin yang bisa dipaksa bekerja non-stop dan hanya diselingi sedikit waktu istirahat. Tubuh kita adalah bait Allah yang harus kita rawat dan pelihara dengan baik untuk dapat memuliakan Tuhan sepanjang waktu. Jangan terjebak kebiasaan dunia bahwa untuk sukses dan diberkati, sah-sah saja untuk mengorbankan waktu tidur yang sebenarnya penting untuk kesehatan tubuh kita. Bahkan di dalam salah satu Mazmur, kita diberi pengertian bahwa Tuhan pun bisa memerintahkan berkat turun ke atas kita di saat kita tidur, asalkan kita hidup benar di mata-Nya (Mazmur 127:2). Seperti ada tertulis, carilah dulu kerajaan Allah dan kebenaran-Nya maka semuanya akan ditambahkan kepadamu, termasuk ketika kita bangun mau pun di saat kita tidur. Oleh karena itu, saat waktunya bekerja, bekerjalah dengan maksimal, dan di saat waktunya tidur, tidurlah dengan maksimal. Jangan lupa untuk senantiasa menjaga hidup kita sesuai perintah-Nya, sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur. [EV]