Kedewasaan memainkan peran penting dalam keberhasilan atau kehancuran suatu hubungan. Di dalam hubungan pernikahan, kedewasaan mempengaruhi kepercayaan, pengampunan, tanggung jawab personal, dan efektivitas komunikasi. Kedewasaan mendorong suami dan istri untuk berbagi ide dan perasaan daripada saling mendominasi. Kedewasaan membuka jalan suatu komunikasi yang terbuka terhadap perspektif pasangan, dan memungkinkan masing-masing individu untuk menguasai konflik dan menyelesaikannya dengan hormat. Ini karena kedewasaan mengambil peran yang signifikan atas kemampuan seseorang untuk memahami konsep dan menerapkan sikap yang dibutuhkan untuk membentuk serta memelihara pernikahan yang sehat dan kuat.
Pengalaman hidup memang bisa menjadi dasar pematangan seseorang, tapi ini bukan satu-satunya faktor. Sebab banyak orang yang dewasa secara usia, fisik, atau intelektual, tapi tidak secara emosional. Salah satu cirinya adalah mengedepankan kepentingannya sendiri. Ini adalah ego, dan dasarnya adalah kedagingan. Pada akhirnya kita mengerti bahwa ketidakdewasaan berparalel dengan kedagingan, dan kedewasaan secara umum berparalel dengan kedewasaan rohani. Alkitab sendiri mengingatkan kita betapa pentingnya menjadi dewasa. Salah satu doa Rasul Paulus adalah "semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian" (Filipi 1:9). Kasih seringkali dianggap hanya berhubungan dengan perasaan yang ada di dalam hati. Tetapi kasih yang benar melibatkan pengetahuan dan pengertian. Kata "pengetahuan" dalam Bahasa Yunani disebut "Epignosis", dan ini bukan sekedar pengetahuan secara umum atau ilmiah, melainkan pengetahuan rohani yang erat kaitannya dengan pewahyuan dan hikmat Allah. Dengan demikian benarlah yang dikatakan pemazmur dalam Mazmur 119:99 yang berbunyi, "Aku lebih berakal budi dari pada semua pengajarku, sebab peringatan-peringatan-Mu kurenungkan." Pada akhirnya kedewasaan rohani sangat mempengaruhi kedewasaan kita dalam hubungan, dan kedewasaan itu dapat terus bertumbuh karena kita membaca, merenungkan, dan melakukan firman Tuhan. [LS]
Perubahan apa yang terjadi ketika Anda dan pasangan secara rutin membaca firman Tuhan?