Pengabdian hidup Martin Luther King, Jr. untuk kaumnya telah merubah sejarah hak kemanusiaan di Amerika Serikat. Dalam mengejar mimpinya untuk menegakkan keadilan hak manusia, ia sering dipenjara, dilempar batu, ditikam, diserang secara fisik, bahkan rumahnya pernah dibom. Ia telah mengorbankan segalanya termasuk dirinya. Dalam pidato terakhirnya ia mengatakan, "Saya tidak tahu apa yang akan terjadi pada diri saya sekarang. Hari-hari mendatang sangat berat. Namun sekarang ini semuanya tak menjadi masalah lagi bagi saya. Karena selama ini saya berada di puncak gunung. Saya takkan keberatan. Seperti siapa pun juga, saya ingin berumur panjang. Umur panjang punya tempatnya sendiri. Namun sekarang ini saya sudah tidak lagi memusingkannya. Saya hanya ingin melaksanakan kehendak Tuhan." Demikianlah untuk menuntaskan kehendak Tuhan di dalam hidup ini, salah satu kuncinya adalah kita tidak lagi mementingkan diri sendiri.
Setiap dari kita tentu selalu ingin melakukan kehendak Tuhan. Kita rindu menjadi berkat dan dampak bagi sekitar kita. Tetapi sudahkah kita mampu mengesampingkan kepentingan dan kesenangan pribadi kita untuk kepentingan orang lain? Dalam hidup Yesus, hal terpenting bagi-Nya ialah melakukan kehendak Bapa-Nya dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. (Yohanes 4:34). Itu sebabnya Ia tak pernah memusingkan kepentingan pribadi-Nya. Pada akhirnya, Ia rela mengorbankan nyawa-Nya sendiri demi menuntaskan kehendak Bapa-Nya. Rindukah Anda melakukan kehendak Tuhan di dalam hidup ini? Teladanilah sikap Yesus! Latihlah diri untuk tidak mementingkan diri sendiri, sebab di hari-hari terakhir manusia akan mencintai diri sendiri. Di mana ada sikap mementingkan diri sendiri, di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat (Yakobus 3:16). Itu sebabnya, sebagai murid Kristus sejati mari kita belajar untuk tidak mementingkan diri sendiri. [RS]