Ada sebuah perkataan dalam bahasa Inggris yang bunyinya: "One day at a time." Maksud dari perkataan ini adalah anjuran untuk membereskan tantangan satu per satu, dimulai dari apa yang ada di depan mata. Manusia dikaruniai Tuhan akal pikiran yang jauh lebih canggih daripada makhluk hidup lainnya, sehingga kita mampu memikirkan banyak hal dalam waktu bersamaan. Namun sayangnya hal ini tidak selalu membawa dampak yang baik karena tidak sedikit orang yang akhirnya "dikeroyok" oleh beban pikirannya sendiri. Terlebih lagi sejak pandemi melanda, banyak orang yang pikirannya disesaki dengan segudang beban seperti: kesehatan, keuangan, masa depan, dan lainnya. Tanpa disadari, semua beban pikiran tersebut semakin hari semakin membesar bak bola salju, dan dari sanalah akhirnya lahir kekhawatiran.
Akal pikiran yang Tuhan telah karuniakan baik adanya, namun kita harus bijak dalam menggunakannya. Dalam Matius 6:34, Tuhan Yesus telah mengajar umat-Nya untuk jangan terlalu mengkhawatirkan hari esok, kesusahan sehari cukuplah untuk sehari. Memikirkan dan mempersiapkan diri untuk hari esok itu perlu, namun jangan sampai semua hal bertumpuk dan ujungnya hanya membuat kita burnout. Selesaikanlah satu per satu. Sebab rasa khawatir akan hari esok tidak akan meringankan beban hari esok, tapi malah merampas damai sukacita hari ini. Selama kita hidup, tantangan akan terus datang silih berganti, namun ada baiknya kita membiasakan diri untuk menyelesaikannya satu per satu, dimulai dari apa yang ada di depan mata terlebih dahulu. Kesusahan sehari cukup untuk sehari dan pandanglah masa depan dengan penuh harapan. Kita harus terus percaya bahwa Tuhan senantiasa memelihara anak-anak-Nya melebihi burung di langit dan bunga bakung di ladang. [EV]