Kehidupan adalah sebuah perjalanan, dan selama menempuh perjalanan itu, kita tidak selalu berada di jalan yang lurus. Ada kalanya kita melalui tanjakan yang curam, turunan yang dalam, atau kelokan yang tajam. Perjalanan tersebut juga tidak selamanya berada dalam satu jalur, kita diperhadapkan pada begitu banyak persimpangan di dalam kehidupan kita. Kehidupan penuh dengan pilihan, dan Tuhan memberikan kita kehendak bebas. Tuhan memberikan kepada kita kebebasan untuk menentukan pilihan: apakah kita memilih untuk mengikuti keinginan kita atau taat pada panggilan Tuhan.
Kita tentu pernah mendengar atau membaca kisah Yunus, yang diperintahkan oleh Tuhan untuk pergi ke Niniwe mengabarkan kabar pertobatan bagi orang-orang di sana karena kejahatan mereka telah sampai kepada Tuhan. Yunus diperhadapkan pada sebuah persimpangan: taat pada panggilan Tuhan untuk pergi memberitakan pesan pertobatan kepada orang-orang di Niniwe atau menolaknya karena bagi Yunus, orang-orang di Niniwe tidak layak untuk diselamatkan. Yunus memutuskan untuk lari dari panggilan Tuhan. Ia naik kapal untuk pergi ke Tarsus, tujuan yang sama sekali berbeda arah dengan Niniwe. Tetapi Yunus tidak dapat lari dari panggilan Tuhan. Pelariannya hanya mendatangkan masalah demi masalah dalam hidupnya dan orang-orang yang ada di sekitarnya, hingga akhirnya Yunus dibuang ke laut dan, atas perintah Tuhan, seekor ikan besar menelan Yunus. Saat Tuhan memanggil kita, kita perlu merespon dengan tepat. Memilih untuk mengikuti keinginan kita sendiri mungkin terasa lebih nyaman dan menyenangkan pada awalnya. Tetapi kita perlu pahami bahwa sesungguhnya kita tidak dapat lari dari panggilan Tuhan dan ketika kita tidak meresponi panggilan Tuhan dengan tepat dan taat pada panggilan itu, maka kita telah kehilangan kesempatan untuk meraih kehidupan yang maksimal. Sebagai hamba Kristus, kita perlu meresponi panggilan Tuhan dengan benar, sehingga kehidupan kita berdampak luas di bumi dan memiliki nilai yang kekal di sorga. [HS]