Sebuah studi dari Journal of Comparative Neurology and Psychology pada tahun 1908 menyatakan bahwa orang-orang yang terus menerus berada dalam comfort zone tidak dapat mencapai titik maksimal potensi mereka. Comfort Zone atau zona nyaman adalah sebuah situasi di mana seseorang merasa aman dan nyaman tanpa stress. Setiap orang memiliki definisi zona nyaman masing-masing, namun ada dampak negatif dibalik kenyamanan yang dinikmati.
Musa adalah salah satu tokoh Alkitab yang mengalami perubahan demi perubahan dalam hidupnya. Hal tersebut membuat kapasitasnya semakin bertambah dari waktu ke waktu, dari hidup dalam kemewahan di istana, menjadi gembala selama 40 tahun, dan akhirnya memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir, dan bagi seseorang yang tidak pandai bicara dan gagap, menjadi pemimpin suatu bangsa adalah hal yang tidak mudah. Untuk kita dapat melangkah keluar dari zona nyaman, dibutuhkan iman dan ketekunan. Tanpa iman, kita tidak akan mempunyai rasa percaya diri untuk bisa berhasil. Tanpa ketekunan, kita tidak dapat bertahan dalam tekanan. Bagaimanapun juga, berada di luar zona nyaman mengurangi kendali kita atas keadaan dan situasi. Mungkin Tuhan saat ini sedang mengingatkan kita lewat orang-orang di sekitar atau lewat suara hati, untuk mencoba hal baru dan keluar dari zona nyaman. Bahkan dalam kasus tertentu, Tuhan sendiri menarik kita keluar dari zona nyaman. Tantanglah diri Anda untuk belajar hal baru, membangun kebiasaan baru, memperbaiki karakter agar dapat menjadi pribadi yang maksimal. Jangan lupa untuk selalu meminta penyertaan dan hikmat dari Tuhan agar dapat mengambil keputusan yang sesuai dengan rencana-Nya, dan berjalan di lintasan yang tepat. [KH]