Seiring bertambahnya usia, semakin bertambah pula hal-hal yang menyita pikiran. Hal ini juga yang dialami oleh para wanita dewasa. Mereka dituntut menjadi pribadi yang kuat dan bijaksana. Tapi kita tidak perlu khawatir, karena Alkitab selalu memberikan jawaban atas setiap tantangan. Di dalam Alkitab, diceritakan bahwa Abigail adalah seorang istri yang cantik dan bijak dari seorang pria kasar dan jahat bernama Nabal. Meski suaminya memiliki sikap yang buruk, Abigail tetap menghadapi dan menjalani kehidupan pernikahannya sebaik mungkin. Ada beberapa sifatnya yang dapat kita teladani. Pertama, Abigail adalah negosiator yang handal. Pada ayat 18 bacaan Alkitab hari ini, ia menunggangi keledainya sendiri dan berani mengambil inisiatif dengan menanggung kesalahan suaminya. Ia menyiapkan berbagai macam makanan untuk Daud dan orang-orangnya. Kedua, Abigail adalah seorang wanita cinta damai. Pada ayat 24, ia rela merendahkan diri, sujud di hadapan Daud dan memohon ampun. Tindakannya mencerminkan seorang wanita yang membawa damai bagi suami. Ketiga, Abigail adalah wanita beriman. Pada ayat 26-31, ia menunjukkan dirinya sebagai pribadi yang percaya pada Tuhan, walaupun perbuatan baiknya tidak membawa perubahan apapun kepada suaminya, tidak masalah bagi Abigail, justru ia beroleh hikmat dan iman yang terus bertumbuh. Pada akhirnya kita tahu setelah Nabal meninggal, Abigail diambil menjadi istri seorang raja.
Bukankah ini akhir yang indah? Ada kalanya kita sudah berbuat yang terbaik dan mengandalkan Tuhan tapi tetap tidak membawa perubahan apapun pada pasangan atau sekitar kita. Jangan padamkan terangmu, tetap lakukan yang terbaik sesuai kehendak-Nya, karena iman adalah tanggung jawab kita kepada Tuhan. Lihat dan teladani apa yang dilakukan Abigail, ia benar-benar tahu bahwa rumah tangga dibangun oleh kebijaksanaan wanita, tapi diruntuhkan oleh kebodohannya (Amsal 14:1 BIS). Maka tetaplah kuat dalam iman dan kejarlah hikmat. [LS]