Di dalam Alkitab, Roh Kudus berasal dari kata ru'ach (Bahasa Ibrani) yang memiliki arti 'angin yang memberikan kehidupan' (life-force). Di lain sisi, kata ini juga dapat ditafsirkan sebagai pribadi, yang dapat dirasakan, namun tidak terlihat. Pribadi tersebut mempunyai emosi dan perasaan. Roh Kudus bukan hanya sekedar bahasa lidah, karunia, ataupun kuasa. Ia adalah pribadi yang hidup di dalam kita. Pribadi di sini bukan berbicara tentang ciri-ciri jasmani seperti manusia yang mempunyai tubuh fisik, tetapi mengacu pada kualitas sebagai 'seseorang' yang melibatkan akal pikir, hasrat/kemauan, dan emosi. Kita harus berpikir bahwa Roh Kudus bukanlah sebuah robot atau alat yang kita dapat atur, melainkan pribadi yang hidup yang dapat berkomunikasi dengan kita di setiap waktu, Roh Kudus jugalah yang akan menegur kita ketika kita melakukan kesalahan.
Perspektif ini penting dalam keimanan Kristen agar kita memandang Roh Kudus dengan benar. Sebagai manusia, kita cenderung lebih menghargai sesuatu yang terlihat, dan dapat dirasakan. Melalui renungan hari ini, kita diingatkan kembali bahwa Roh Kudus adalah Pribadi yang tinggal dalam diri kita. Ketika kita melakukan perbuatan dosa, kita sadar betul dan merasa ada yang tidak beres, dan akan ada Pribadi dalam diri kita yang berduka dan tersakiti. Milikilah cara pandang yang benar tentang Roh Kudus, dengan begitu kita akan menghargai dan menghormati posisi-Nya sebagai Pribadi dalam hidup kita. Mari hargai Roh Kudus dengan mendengar dan melakukan apa yang Ia katakan melalui nurani kita, dan menjaga hidup kita agar tetap kudus. [KH]