Iman itu seperti otot yang juga perlu dilatih agar dapat bertumbuh kuat. Dengan kata lain, harus ada kesempatan melalui tantangan bagi iman. Sayangnya, kita cenderung melarikan diri dari kesempatan yang dapat menumbuhkan iman. Renungkanlah hal ini, jika hidupku biasa-biasa saja, maka aku merasa tak perlu berdoa dan imanku tidak akan bertumbuh kuat. Sebaliknya, jika aku mau imanku bertumbuh, aku membutuhkan lebih banyak problem, kesulitan, dan tantangan dalam hidup. Dengan begitu, aku akan menjadi seorang yang terlatih, tidak takut dihadapkan pada kesulitan bahkan membuka diriku terhadap penderitaan, kekecewaan, dan dukacita. Maka disitulah Tuhan akan menemukan kemurnian imanku yang teguh kepada-Nya.
Pakailah kacamata yang benar dalam memandang setiap tantangan bukan sebagai malapetaka, melainkan sebagai kesempatan bagi Allah untuk bekerja memurnikan iman kita. Karena tanpa beriman, tidak seorang pun dapat menyenangkan hati Allah (Ibrani 11:6 BIS). Lihatlah pada kehidupan kita masing-masing, adakah diantara kita yang pernah mengalami latihan iman seperti yang dialami Musa atau Abraham? Musa bergelimang kemewahan dan memiliki masa depan di Mesir. Tetapi mengapa ia membuat keputusan yang tidak masuk akal dan meninggalkan semuanya itu. Jawabannya karena Musa memiliki iman, pandangannya terfokus kepada Tuhan. Selanjutnya adalah Abraham, Tuhan meminta agar Abraham mempersembahkan anaknya, Ishak di gunung Moria. Dengan taat, Abraham melakukan apa yang Tuhan perintahkan. Jawabannya karena iman. Hanya iman yang diberikan kesempatan dilatih yang akan bertumbuh, serta terbukti mampu melewati segala macam kesulitan dan tantangan. Dengan demikian, Anda dapat memberi kesaksian yang baik tentang iman Anda. [LS]