Kamu berkata bahwa kamu adalah seorang Kristen, tapi kamu adalah pemuda Kristen yang bebal ketika tetap memilihuntuk berpacaran dengan seseorang yang tidak mengenal dan mengasihi Allah. Dibalik kata "janganlah", Rasul Paulus melarang ini secara tegas. Ini bukan sebatas soal agama, terkadang sesama Kristen pun, tidak memiliki pemahaman dan kepercayaan yang sama mengenai Kristus, apalagi yang sama sekali tidak mengenal Kristus.
Sepasang kekasih harus sama-sama menjadi ciptaan baru melalui pengajaran dan pemuridan yang benar. Kasih mesra antar pasangan yang benar di dalam Kristus akan menjadi cerminan hubungan Kristus dan jemaat-Nya. Dengan begitu, kesepakatan-kesepakatan di antara pasangan akan lebih mudah dicapai. Sebaliknya, hubungan yang tidak berada di dalam Kristus hanya akan menjadi sumber dosa. Sobat muda harus menyadari bahwa identitas kita di dalam Kristus benar-benar berbeda dengan orang yang berada di luar Kristus. Perbedaan identitas inilah yang menjadi alasan bahwa orang percaya tidak mungkin menjadi pasangan orang yang tidak percaya.Ingatkan dirimu sekali lagi, ini bukan hanya soal perasaanmu yang menggebu-gebu saat ini, tapi lebih jauh lagi kamu akan memasuki jenjang pernikahan dan itu artinya seumur hidupmu harus dihabiskan bersama orang yang tidak sevisi, tidak seprinsip, dan tidak setujuan. Ini sangat berbahaya bagi masa depanmu dan pastinya mendukakan hati Tuhan. Selalu ingat bahwa kita hidup untuk Kristus, bila kamu jatuh cinta, jangan sampai mengorbankan cintamu kepada Kristus (Matius 22:37-38). Di luar Kristus, hubungan percintaan adalah hubungan yang rapuh, semu serta membuka celah-celah bagi dosa. [LS]
Apa yang menjadi alasanmu untuk mempertahankan pasangan yang berbeda kepercayaan? Sadarkah bahwa kamu telah mendukakan hati Tuhan? Maukah kamu untuk segera mengakhirinya?