Di daerah Jawa Tengah, ada sebuah permainan tradisional yang disebut engklek. Permainan ini mengharuskan pemainnya untuk melangkah hanya dengan satu kaki di dalam kotak-kotak yang digambar di atas tanah. Betapa sulitnya bila kita harus berjalan dengan menggunakan satu kaki secara terus menerus. Kalau pun bisa, tentunya bukan untuk jarak yang jauh. Saat berjalan, kita menggunakan kedua kaki kita secara bergantian. Sebagaimana kita berjalan, iman dan perbuatan pun harus berjalan bersama-sama secara bergantian. Jika kita hanya menggunakan salah satunya saja, kita tidak akan bisa ke mana-mana. Berdoa dan beriman serta mengandalkan Tuhan merupakan suatu keharusan. Tetapi bila tidak disertai dengan tindakan nyata, sama saja dengan kemalasan. Sebaliknya bila kita terus menerus berusaha tanpa berdoa dan beriman kepada Tuhan, maka ujungnya adalah kesia-siaan belaka.
Saat Tuhan Yesus berhadapan dengan 5.000 orang yang lapar, Yesus memberikan ujian kepada murid-murid-Nya dengan bertanya cara memberi makan orang sebanyak itu. Tuhan Yesus menantang para murid untuk bertindak. Kita tahu bahwa akhirnya mukjizat terjadi ketika seorang anak menyerahkan 5 roti jelai dan 2 ekor ikan kepada Yesus. Bila tidak ada tindakan membawa roti dan ikan itu untuk diserahkan kepada Yesus, mukjizat tidak akan terjadi. Iman dan perbuatan harus berjalan beriringan. Kita harus bersedia untuk melakukan apa yang kita bisa dan tetap percaya kepada Tuhan sepenuhnya. Hari ini firman Tuhan menantang kita untuk menyelaraskan iman dan perbuatan kita. Kita harus terus menumbuhkan iman percaya kita kepada Tuhan, tetapi Tuhan juga mau kita bertindak. Lakukan apa yang yang kita bisa dan serahkan apa yang di luar kemampuan kita kepada Tuhan.[HS]