Orang yang selalu terburu-buru atau tergesa-gesa didefinisikan sebagai perilaku action-emotion complex (The Type A behavior pattern/TABP) yang dirangsang oleh lingkungan tertentu. Sifat yang hampir selalu muncul adalah tergesa-gesa, ketidaksabaran, agresif, seperti dikejar-kejar waktu, gelisah dan melakukan semua kegiatan secara cepat. Dalam kehidupan kita sehari-hari, hal ini dapat berupa pemadatan agenda, tergesa-gesa menyelesaikan makan, mengemudi dengan tidak sabar, lalu bertanya-tanya mengapa kita tidak bisa bersukacita. Tentunya hal-hal tersebut terlihat negatif dan sangat mengganggu. Terlebih lagi, perilaku terburu-buru ini juga mempengaruhi kesehatan jantung. Studi yang dilakukan tahun 1981 oleh National Heart, Lung, and Blood Institute menyimpulkan bahwa orang dengan perilaku tipe A ini dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung koroner (PJK).
Sikap-sikap tersebut di atas merupakan problem kehidupan jaman modern. Sebagai umat Tuhan, kita bersyukur untuk kebijaksanaan di masa lampau yang disampaikan oleh Nabi Yesaya untuk mengatasinya. Ia mengatakan, "Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya." Tuhan mengaruniakan damai itu kepada mereka "yang hatinya teguh" karena mereka percaya kepada-Nya. Mempercayai Allah dengan pikiran yang terpusat kepada-Nya merupakan obat yang manjur bagi hidup yang tergesa-gesa. Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita dapat belajar untuk menghindari perilaku selalu terburu-buru dengan cara belajar mengelola waktu lebih baik lagi seperti: bangun lebih awal, menyiapkan segala keperluan untuk esok hari pada saat malam hari, serta jangan menunda-nunda pekerjaan sehingga kita bisa lebih fokus dan mengurangi stres. Carol Odell, seorang penulis sebuah kolom konsultasi bisnis mengatakan bahwa memperlambat gerak hidup dapat memberi dampak positif bagi kita di tempat kerja dan di rumah. (LS)