Seorang pembicara di sebuah seminar mengangkat sebuah gelas berisi air, seluruh peserta mengira ia akan bertanya tentang "setengah penuh atau setengah kosong." Namun di luar dugaan, pembicara tersebut malah bertanya, "Berapakah berat gelas ini?" Hampir semua peserta mencoba menerka berat dari gelas yang terisi setengahnya itu. Pembicara ini kemudian melanjutkan, "Berat gelas ini sebenarnya tidak terlalu ditentukan oleh seberapa banyak isinya, tetapi ditentukan oleh berapa lama saya memegang gelas ini. Jika saya mengangkat gelas ini selama beberapa menit, tidak akan terasa berat. Namun, jika saya mengangkatnya selama berjam-jam, maka tangan saya akan merasakan sakit yang luar biasa. Berat dari gelas ini sama sekali tidak berubah, tetapi lamanya saya mengangkat gelas itulah yang membuatnya semakin terasa berat." Beban hidup dapat kita ibaratkan seperti gelas yang berisi air ini. Ketika Anda memikirkannya selama beberapa waktu, Anda mungkin tidak akan merasa terlalu lelah. Namun, jika Anda terus-menerus memikirkannya, maka beban itu akan menguras energi Anda dan akan terasa semakin berat daripada yang seharusnya.
Selama hidup, setiap manusia pasti akan diperhadapkan pada masalah. Seperti cerita di atas, masalah yang sebenarnya bukanlah terletak pada seberapa besar beban hidup Anda, tetapi terletak pada seberapa lama Anda terus menerus menahannya. Terkadang sifat keras kepala kita sendirilah yang membuat beban hidup itu terasa semakin hari semakin berat. Padahal Tuhan sudah berjanji bahwa Ia akan memberikan kelegaan kepada setiap orang yang letih lesu dan berbeban berat, asalkan kita mau datang kepada-Nya (Matius 11:28). Mazmur 55:23 berkata, "Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah." Datanglah kepada Tuhan, serahkanlah segala beban kekhawatiran hidup Anda pada Tuhan, maka Dia akan memberikan kita damai sejahtera, sukacita dan kekuatan untuk menghadapinya. (EV)