Suatu ketika saya mendapatkan tawaran pekerjaan dari sebuah perusahan. Saya mengambil waktu satu bulan untuk mempersiapkan diri resign dari kantor. Hari-hari kerja saya menjadi sangat sibuk. Tadinya saya berpikir bahwa waktu satu bulan tidak cukup untuk membereskan pekerjaan saya. Untungnya sejak pertama kali bekerja, saya punya kebiasaan menyusun berkas-berkas dengan rapi dan menyelesaikan setiap tugas tanpa menunda-nunda sehingga itu memudahkan saya untuk menuntaskan pekerjaan ketika resign dari kantor. Kejadian ini membuat saya membayangkan situasi seseorang yang akan meninggalkan dunia ini dengan segudang penyesalan. Saat itu mungkin dia ingin negosiasi dengan Tuhan dan minta extra time untuk membereskan semua kesalahannya. Sebagai pelayan Tuhan, mungkin dia selalu menunda-nunda untuk memberitakan Injil. Sebagai anggota masyarakat, dia mungkin merasa belum sempat memberikan dampak apa pun bagi lingkungannya sehingga dia minta extra time untuk melakukan semua itu.
Rasul Paulus secara jelas memberikan perintah agar kita menggunakan waktu yang ada dengan arif. Jika kita menjalani hari-hari kita dengan bijaksana, maka kesempatan kita untuk hidup saat ini sudah sangat cukup. Kita tidak membutuhkan extra time lagi. Karena itu, kerjakanlah tugas yang sekarang sedang kita emban. Sudah cukup waktu yang kita habiskan untuk berleha-leha. Waktu terus berjalan dan kesempatan hidup kita di dalam dunia ini semakin berkurang. Bangkitlah dan kerjakan tanggung jawab Anda, sehingga ketika tiba waktunya bagi kita untuk meninggalkan dunia ini, kita dapat menghadap Tuhan tanpa perasaan takut dan terbeban. Kita dapat menghadap Dia dengan penuh sukacita karena dapat mempertanggungjawabkan semua tugas kita dengan baik. (EK)