Hari-hari ini banyak orang merasa khawatir dan cemas dalam banyak hal. Bagi orang yang bekerja, mereka khawatir tentang masa depan di tempat pekerjaannya. "Sampai kapan saya bisa bertahan bekerja di tempat ini?" "Bagaimana jika perusahaaan tempat bekerja tidak membutuhkan saya lagi?" Bagi orang yang merintis usaha, mereka khawatir bagaimana masa depan usahanya di masa yang akan datang. Bagi mereka yang lanjut usia mungkin akan berpikir dengan siapa ia nanti akan melewati akhir hidupnya. Bagi mereka yang muda, dengan siapa kelak ia akan membangun rumah tangga. Masih banyak lagi urutan kekhawatiran yang dimiliki manusia dalam seluruh perjalanan hidupnya. Perasaan khawatir sebetulnya hal yang normal sebagai reaksi dari emosi, namun jangan sampai perasaan cemas/khawatir tersebut menjadi berlebihan. Apalagi membuat kita menjadi ragu dengan penyertaan Tuhan dalam kehidupan kita. Lalu, apa yang harus kita lakukan agar perasaan khawatir itu tidak menjadi berlebihan dan mencengkeram hidup kita?
Tuhan menjawabnya kepada kita semua lewat firman-Nya: "Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu" (1 Petrus 5:7). Ayat ini menyatakan bahwa kita harus menyerahkan semua kekhawatiran kita. Segalanya, bukan setengah, bukan sepertiga, bukan 90%, tetapi semuanya. Dalam terjemahan Alkitab Amplified Bible (AMP), kata kekhawatiran dirinci secara lebih jauh: "All your anxieties, all your worries, all your concerns, once and for all." Semua kegelisahanmu, semua kecemasanmu, semua kekhawatiranmu, sekali untuk selamanya. Firman Tuhan menjamin bahwa kita akan terbebas dari segala kecemasan/kekhawatiran karena Tuhan sendiri yang memelihara hidup kita. Dia yang menjamin hidup kita, baik apa yang sedang terjadi hari ini maupun esok hari. Apakah yang mencemaskan/mengkhawatirkan Anda akhir-akhir ini? Maukah Anda menyerahkannya kepada Tuhan dan percaya bahwa Tuhan memelihara hidup kita? Keputusan ada di tangan Anda. (FD)