Suatu kali Yesus menceritakan perumpamaan tentang seseorang yang menanam pohon ara di kebun anggurnya. Keberadaan pohon ara ini tentu bukan tanpa alasan, sehingga dia bisa berada di tengah kebun anggur. Setelah sekian lama pohon ara ini tumbuh, tentulah sang pemilik kebun ingin menikmati buahnya yang manis. Namun setelah dinantikan selama tiga tahun, pohon itu tidak juga berbuah. Sang pemilik begitu kecewa hingga memerintahkan pegawainya untuk menebang pohon ara ini. Perlu kita ketahui, pohon ara adalah pohon yang luar biasa. Pada hakekatnya, pohon ara bisa tumbuh subur di mana saja. Tidak peduli di dataran tinggi atau dataran rendah. Di iklim yang sejuk maupun gersang. Bukan hanya di tanah yang gembur, di antara bebatuan pun ia masih bisa tumbuh besar dan menghasilkan banyak buah. Bahkan, pohon ara yang sehat dapat berbuah selama sepuluh bulan dalam setahun.
Hidup di tengah-tengah dunia yang memiliki pandangan berbeda dengan iman kita bisa menjadi sangat dilematis. Apalagi jika kita hanyalah sebagian kecil di tengah lingkungan dan komunitas yang begitu luas. Namun, itu bukanlah alasan bagi kita untuk menurunkan standar Tuhan dan terbawa arus dunia ini. Justru Tuhan memiliki tujuan dalam keberadaan kita. Perumpamaan Yesus ini mengajarkan, bahwa kita harus tetap berbuah (menjadi berkat) di mana pun kita berada. Baik itu di tengah keluarga, di marketplace, hingga di tengah-tengah orang yang belum percaya. Hal ini hanya dapat kita lakukan bila kita hidup melekat kepada Tuhan. Tuhan tinggal di dalam hidup kita dan hidup kita di dalam Tuhan. Tak peduli sesulit apa pun tantangan yang sedang kita hadapi, tetaplah berbuah bagi Tuhan. Biarlah cahaya kemuliaan-Nya terpancar terang melalui hidup kita.(MR)