Dalam bukunya yang berjudul “Beyond Ourselves”, penulis Catherine Marshall mengisahkan salah satu pelajaran pertamanya tentang hidup oleh iman. Kisah ini terjadi saat keluarganya menghadapi masalah keuangan. Padahal saat itu Catherine sedang mempersiapkan diri untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Catherine dan keluarganya tinggal di sebuah kota kecil di West Virginia. Saat itu ekonomi sedang mengalami kesulitan yang begitu parah akibat kehancuran pasar saham tahun 1929. Ayahnya yang seorang pendeta, sama menderitanya dengan semua orang. Suatu malam ibunya masuk ke kamarnya dan mendapatinya sedang menangis tersedu-sedu. Impian Catherine untuk kuliah seolah-olah sudah kandas. Ibunya berkata, “Kita akan berdoa untuk ini.” Lalu mereka masuk ke kamar tamu agar tidak terganggu. “Kapan saja kita meminta kepada Tuhan sesuatu yang merupakan kehendak-Nya, Ia pasti mendengar dan mengabulkan permintaan kita,” dengan tegas ibunya menguatkan hati Catherine. Jawaban doanya datang dengan begitu cepat! Saat itu juga ibu Catherine ditawari menulis tentang sejarah daerah mereka. Melalui pekerjaan itu ia mendapat penghasilan yang cukup untuk membayar biaya-biaya kuliah Catherine, bahkan dengan sedikit uang lebih.
Lewat pengalaman Catherine kita mendapatkan sebuah pelajaran, bahwa janji Tuhan pasti dinyatakan kepada mereka yang meminta dengan iman dalam doa. Saat kita menghadapi pergumulan dan tantangan hidup, Tuhan tidak ingin kita hanya sekedar menunggu dengan pasrah dan tidak berbuat apa-apa. Firman Tuhan berkata, “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu (ay. 9-10). Bila kita datang kepada Tuhan memohon hikmat dan petunjuk-Nya serta menyelaraskan keinginan kita dengan kehendak-Nya, maka janji Tuhan pasti akan digenapi secara luar biasa dalam kehidupan kita.