September 2017 / BERINVESTASI MELALUI REKSADANA

Reksadana adalah salah satu instrumen investasi yang cukup banyak digemari oleh investor, khususnya investor pemula. Reksadana juga tergolong investasi yang memiliki resiko yang moderat, tergantung jenis reksadana yang dipilih oleh investor. Berdasarkan karakteristiknya, secara umum reksadana dapat digolongkan menjadi Reksadana Terbuka dan Reksadana Tertutup. Reksadana Terbuka adalah reksadana yang dapat dijual kembali kepada perusahaan Manajemen Investasi yang menerbitkannya tanpa melalui mekanisme perdagangan di Bursa Efek. Nilai jual yang diberlakukan adalah Nilai Aktiva Bersih yang berlaku saat itu. Sedangkan Reksadana Tertutup adalah reksadana yang tidak dapat dijual kembali kepada perusahaan Manajemen Investasi yang menerbitkannya, kecuali melalui mekanisme perdagangan di Bursa Efek. Nilai jual Reksadana Tertutup ini bisa di atas atau di bawah Nilai Aktiva Bersih yang berlaku saat itu. Pada umumnya reksadana yang ada di Indonesia saat ini adalah reksadana terbuka

Reksadana bisa menjadi salah satu pilihan investasi jangka panjang atau menengah. Keuntungan yang didapatkan dari reksadana cukup menjanjikan. Namun investasi reksadana juga mengandung resiko. Ada jenis reksadana yang mengandung faktor resiko yang cukup besar, ada pula yang memiliki resiko relatif rendah.

Berikut adalah beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum Anda berinvestasi melalui reksadana.

  1. Apa tujuan keuangan yang ingin dicapai?
    Sebelum melakukan investasi, Anda harus memiliki tujuan keuangan terlebih dahulu. Tujuan keuangan ini akan menjadi dasar pengambilan keputusan Anda dalam melakukan investasi. Jika tujuan Anda akan mendapatkan keuntungan yang besar, maka Anda perlu bersiap untuk menghadapi resiko investasi yang besar pula. Namun, jika Anda menginginkan faktor resiko yang lebih terkendali, maka Anda perlu mengetahui bahwa keuntungan yang akan Anda dapatkan dalam jangka waktu yang relatif singkat pun akan menjadi semakin kecil.
  2. Sesuaikan strategi pemilihan jenis reksadana dengan dengan kondisi keuangan dan tingkat resiko yang dapat Anda kelola.
    Bila kita berbicara tentang investasi, maka kita tidak akan bisa memisahkannya dari kata ‘resiko’. Tidak ada investasi yang tanpa resiko. Hal ini tentu saja bukan berarti kita seharusnya menjauhi dunia investasi agar lepas dari bayang-bayang resiko. Perlu kita ketahui bahwa dalam setiap aspek kehidupan pasti ada resiko yang harus kita hadapi. Yang perlu menjadi perhatian kita adalah seberapa besar faktor resiko yang dapat kita kelola ketika kita melakukan investasi.
    Dalam dunia investasi, kita mengenal istilah ‘High Gain, High Risk. Low Risk, Low Gain”. Itu sebabnya penting bagi kita untuk mengenal jenis-jenis investasi reksadana yang ada berikut faktor resiko dan tingkat return-nya. Berikut adalah beberapa macam reksadana yang populer di Indonesia.

    a. Reksadana Pendapatan Tetap (Fixed Income)
    Reksadana Pendapatan Tetap mengalokasikan 80% investasinya ke dalam obligasi atau surat hutang. Reksadana ini memiliki tingkat resiko yang relatif rendah dengan return di kisaran 10% pertahunnya.

    b. Reksadana Pasar Uang
    R03;R03;R03;R03;R03;R03;R03;Reksadana Pasar Uang memiliki profil resiko yang paling rendah dari semua jenis investasi reksadana lainnya. Namun, reksadana jenis ini juga memiliki tingkat return yang paling kecil, biasanya hanya sedikit di atas bunga deposito. Hal ini dikarenakan Reksadana Pasar Uang mengalokasikan 80% portofolionya pada obligasi berjangka kurang dari satu tahun, seperti SBI (Sertifikat Bank Indonesia) atau deposito.

    c. Reksadana Terproteksi
    Sesuai dengan namanya, Reksadana Terproteksi memberikan perlindungan 100% pada nilai pokok investasi apabila dicairkan sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati sebelumnya. Reksadana Terproteksi pada umumnya mengalokasikan sebagian besar dana investasi pada obligasi atau surat hutang negara (SUN).

    d. Reksadana Saham (Equity)
    Reksadana Saham mengalokasikan 80% investasi pada pasar saham. Reksadana jenis ini memiliki return yang paling tinggi dari seluruh jenis reksadana yang ada saat ini, namun juga memiliki tingkat resiko yang lebih tinggi pula. Volatilitas pasar saham akan langsung berpengaruh pada Nilai Aktiva Bersih investasi reksadana Anda.

    e. Reksadana Campuran (Mixed)
    Seperti namanya, reksadana campuran adalah jenis reksadana yang menggabungkan berbagai jenis investasi. Dana dialokasikan pada SBI, SUN, obligasi, dan juga saham. Reksadana Campuran memiliki tingkat return yang lebih tinggi dari Reksadana Pendapatan Tetap karena ada sebagian dana yang dialokasikan ke dalam instrumen saham. Tetapi hal ini juga menyebabkan profil resiko reksadana jenis ini lebih tinggi dibanding dengan reksadana Pasar Uang atau Pendapatan Tetap.

    Setelah Anda mengetahui kemana dana Anda akan ditempatkan, berapa potensi return yang bisa Anda peroleh dan berapa besar faktor resiko yang dapat Anda kelola, Anda perlu juga mempertimbangkan jangka waktu penempatan dana Anda. Apakah Anda ingin berinvestasi dalam jangka panjang, menengah atau mungkin hanya dalam jangka pendek saja. Walau pada umumnya reksadana adalah investasi yang bersifat jangka menengah hingga panjang, tetapi bukan berarti Anda tidak dapat memilih untuk melakukan investasi melalui reksadana dalam jangka waktu yang relatif pendek (1-3 tahun).
    Perhatikan pula rekam jejak produk reksadana yang akan Anda beli. Bagaimana peningkatan keuntungannya selama 3-5 tahun terakhir. Bagaimana konsistensi keuntungannya, apakah terlalu fluktuatif ataukan ada konsistensi di sana.
  3. Perhatikan aspek legalitas dan pelajari prospektus perusahaan manajemen investasi Anda.
    Investasi reksadana adalah investasi yang bersifat jangka menengah hingga panjang. Itu sebabnya Anda perlu untuk memperhatikan aspek legalitas dan prospektus perusahaan investasi Anda. Saat ini di Indonesia ada badan Otoritas jasa Keuangan (OJK) yang berwenang untuk mengawasi perusahaan-perusahaan manajemen investasi dan keuangan. Periksalah apakah perusahaan tempat Anda akan membeli produk reksadana sudah terdaftar di OJK. Periksa pula izin dari manajer investasi Anda. Bila baik izin perusahaan maupun izin majaner investasi tersebut meragukan, pikirkan kembali untuk membeli produk reksadana dari perusahaan tersebut.

    Pertanyaannya adalah bagaimana kita dapat mengetahui tentang masalah perijinan ini? Nah, inilah pentingnya Anda membaca serta mempelajari prospektus investasi. Prospektus dapat dikatakan seperti buku manual Anda untuk berinvestasi reksadana. Segala informasi yang berkenaan dengan reksadana ada di dalam prospektus. Mulai dari perihal perijinan, manajer investasi, kebijakan investasi, biaya-biaya, hingga tata cara pembelian dan penjualan investasi Anda. Membaca dan memahami prospektus adalah hal yang wajib Anda lakukan sebelum mengambil keputusan untuk berinvestasi.
  4. Don’t put all your eggs in one basket.
    Para pakar investasi selalu berkata, “Don’t put all your eggs in one basket.” Artinya Anda perlu untuk melakukan divestasi pada investasi Anda. Berinvestasilah pada banyak instrumen yang sesuai dengan kemampuan finansial Anda dan sesuai dengan profil resiko yang dapat Anda kelola.

Nah, sekarang Anda sudah mengetahui beberapa informasi tentang investasi reksadana. Keputusan ada di tangan Anda, apakah Anda ingin berinvestasi melalui reksadana atau instrumen investasi lainnya. Tidak perlu menunggu untuk memiliki modal yang cukup banyak untuk mulai berinvestasi. Berinvestasilah sesuai dengan kondisi keuangan Anda. Tetapi satu hal yang pasti, kelolalah berkat yang Tuhan percayakan dalam hidup Anda dengan baik. Salah satu prinsip hidup diberkati Tuhan adalah memiliki pengelolaan yang benar, sehingga setiap berkat yang dipercayakan Tuhan dalam hidup Anda dapat ditumbuhkembangkan dengan baik. (SV, HS)

©2017 NDC Ministry. All Rights Reserved.
Powered by GerejaSoft.com