Terlalu banyak mengeluh tidak ada manfaatnya bagi kesehatan, bahkan bisa membuat tubuh mudah sakit. Sebaliknya, sikap tegar dan optimistis dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh sehingga tidak mudah sakit-sakitan. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan tahun lalu di University of Kentucky, Prof. Suzanne Segerstrom membandingkan pengaruh sikap optimis dan pesimis terhadap sistem kekebalan tubuh. Ditemukan bahwa orang yang suka mengeluh memiliki pandangan negatif terhadap dirinya sendiri. Bila sikap mengeluh telah menjadi kebiasaan, maka tingkat stres yang dirasakan akan meningkat menjadi 5 kali lipat dari mereka yang tidak suka mengeluh.
Ternyata sikap suka mengeluh bukan saja tidak baik bagi kesehatan, namun sikap suka mengeluh juga tidak disukai oleh Tuhan. Alkitab mencatat Allah pernah sangat marah kepada umat Israel karena mereka terus mengeluh saat berada di dalam kesukaran. Pada suatu hari bangsa itu mulai mengeluh kepada TUHAN tentang kesukaran-kesukaran mereka. Mendengar keluhan-keluhan itu, TUHAN menjadi marah dan mendatangkan api ke atas mereka. Api itu merambat di antara mereka dan menghanguskan sebagian dari perkemahan (Bil.11:1-BIS). Pada saat itu, bangsa Israel mengeluh sampai ingin melempari Musa dan Harun dengan batu. Tuhan sangat marah melihat hal tersebut. Tuhan menganggap mereka bukan lagi menolak Musa dan Harun sebagai pemimpin mereka, tapi mereka telah menolak Tuhan sendiri. Firman Allah hari ini mengingatkan kita, agar tidak mudah mengeluh atas segala sesuatu yang kita alami. Tuhan ingin kita belajar untuk mengucap syukur dalam segala hal. Kita perlu menyadari, ketika suatu hal tidak berjalan seperti yang kita harapkan, itu berarti Tuhan sedang melatih iman kita untuk semakin bertumbuh di hadapan-Nya. (FD)