Masa lalu adalah bagian dari kehidupan setiap manusia. Sayangnya tidak semua masa lalu kita baik. Ada masa lalu yang ingin kita simpan rapat-rapat agar tidak ada orang yang tahu. Beberapa orang mungkin memulai hidup baru di suatu tempat yang tidak seorang pun tahu tentang masa lalunya, namun tidak semua orang dapat melakukan itu. Terkadang kita harus melanjutkan hidup di lingkungan yang sudah mengetahui masa lalu kita dan sering menjadikan hal itu sebagai patokan dalam menilai kita. Paulus, sang rasul yang besar sempat melalui proses yang sama. Sebelum bertobat, Paulus terkenal gencar memburu dan menghukum para pengikut Kristus (Kisah Para Rasul 9:21), hingga suatu hari ia dijamah Tuhan. Paulus berubah 180 derajat dan menjadi cukup militan dalam memberitakan Yesus. Ada yang percaya bahwa Saulus telah berubah menjadi pribadi yang berbeda, seperti Barnabas dan murid-murid lain yang membantu menyelamatkan Saulus dari rencana pembunuhan. Namun ada juga murid-murid yang masih terpaku pada masa lalu Saulus.
Masa lalu tidak bisa kita ubah, namun masa lalu bukanlah hukuman seumur hidup. Setiap pagi ketika kita membuka mata sebenarnya adalah kesempatan kedua yang Tuhan berikan agar kita meninggalkan manusia yang lama dan mulai hidup sebagai manusia yang baru. Tinggal bagaimana kita melakoninya. Apakah kita masih terpaku pada masa lalu dan tenggelam disana? Atau kita mulai bangkit dan membuktikan bahwa kita telah diubahkan oleh kasih karunia Tuhan? Tentu saja dalam prosesnya tidak semua orang akan memandang positif usaha kita, akan ada "penonton" yang diam-diam mencibir dan masih menaruh curiga. Namun yang perlu kita lakukan adalah menguatkan hati dan tetap fokus bergerak menjadi pribadi yang lebih baik. Biarlah motivasi kita bukan sekedar ingin membuktikan kepada orang lain, tetapi demi masa depan kita sendiri dan untuk membalas kebaikan Tuhan yang telah dengan setia dan murah hati memberikan kesempatan kedua itu. [EV]