Wahei Takeda merupakan salah satu investor paling sukses dan terkenal di Jepang. Karena kesuksesannya, bapak mentor dari Ken Honda ini juga sering disebut "Warren Buffet dari Jepang". Cukup menarik karena Takeda dikenal dengan filosofinya, "Success begins with arigato". Rahasia suksesnya adalah memiliki hati yang tulus dan filosofi hidupnya adalah terima kasih. Maka tak heran di pabrik milik Takeda akan ditemukan para pekerja yang mendengarkan musik anak-anak yang menyanyikan "arigato", yang artinya terima kasih dalam bahasa Jepang.
Ada korelasi antara kebahagiaan, kesuksesan dan sikap berterima kasih. Berterima kasih mengungkapkan rasa syukur kita. Studi yang pernah dipublikasikan di Research on Aging memaparkan bahwa orang yang banyak bersyukur cenderung menjalani hidup dengan perasaan lega tanpa khawatir. Sekalipun ia hidup dalam situasi sulit bahkan kemiskinan, rasa syukur membuat lebih bahagia. Meski kita semua tahu hal ini, tak mudah melakukannya. Seringnya keadaan negatif membuat kita sulit berterima kasih kepada Tuhan. Namun terima kasih seharusnya menjadi gaya hidup orang percaya. Mengenai hal ini Paulus menekankan kita untuk mengucap syukur dalam segala hal karena itulah yang dikehendaki Allah (1 Tesalonika 5:18). Mengucap syukur juga memuliakan Tuhan (Mazmur 50:23). Di surat yang lain, Paulus menulis segala sesuatu harus dilakukan dengan ucapan syukur di dalam Yesus (Kolose 3:17). Kita jadi paham bahwa iman Kristen tak bisa dilepaskan dari rasa syukur atau terima kasih. Bagaimanapun fakta hidup, ingatlah kita perlu berdiri teguh sambil bersyukur kepada Tuhan. Mari kita senantiasa mempersembahkan korban syukur dan terima kasih sebagai bukti iman kita. Kita bisa belajar dari raja Daud. Dalam dukanya ia tetap dapat berterima kasih, "Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hatiku." Mazmur ini ditulis menurut lagu Kematian Sang Putra. (Mazmur 9:1-2 MILT). Keadaan apa pun yang Anda alami, katakanlah "Terima kasih Tuhan!" [RS]