Keberadaan diri Yesus dengan segala perbuatan baik-Nya, pernyataan mukjizat-Nya, dan perkataan-perkataan yang menyatakan bahwa Ia-lah Mesias, tidak serta merta diterima begitu saja oleh banyak orang, khususnya oleh orang-orang Yahudi masa itu. Dalam bacaan firman Tuhan hari ini kita mendapati orang-orang Yahudi hendak melempari Yesus dengan batu. Dalam menghadapi pandangan orang-orang Yahudi, Yesus menyatakan mengenai siapa diri-Nya yang sebenarnya. Ironisnya, Yesus dianggap sebagai orang yang kerasukan setan dan orang Samaria. Penyebutan orang Samaria yang merupakan musuh orang Israel menyatakan bahwa Yesus adalah penyesat dan pelanggar hukum di mata mereka. Namun jawaban Yesus mematahkan pandangan mereka, bahwa tujuan-Nya tidaklah mencari hormat bagi diri-Nya. Meski demikian Yesus tetap menyatakan kebenaran bahwa siapa yang menuruti perkataan atau firman-Nya tidak akan mengalami maut atau kematian selama-lamanya. Akhirnya jawaban Yesus yang berbunyi, "sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada" memancing kemarahan orang-orang Yahudi. Namun di sinilah Yesus dengan otoritas dan keilahian-Nya memperkenalkan siapa diri-Nya yang sebenarnya. Bahwa Ia yang adalah keturunan dari Abraham, sanggup memberkati semua orang, dan yang memberikan keselamatan melalui kebangkitan dan kematian-Nya.
Iman pada Yesus sebagai Tuhan yang sanggup meluputkan kita dari kematian kekal adalah berkat terbesar kita sebagai orang percaya. Jangan sampai kita mengulang kesalahan yang sama dari orang-orang Yahudi yang gagal mengenali Yesus sebagai Juruselamat. Pesan Natal kali ini menyatakan bahwa Yesus adalah Tuhan yang sudah menyatakan diri-Nya melalui kedatangan, kematian, dan kebangkitan-Nya. Seperti ajakan Yesus, "barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya." Jadikanlah Natal ini sebagai momen untuk kita semakin serius dengan iman percaya pada Yesus. Jadilah "penurut-penurut Allah" yang senantiasa taat akan kebenaran firman-Nya. [RS]