Dengan pimpinan Yosua, bangsa Israel menyebrangi sungai Yordan dan bergerak memasuki tanah perjanjian mereka. Perintah Tuhan selanjutnya kepada mereka adalah menjatuhkan kota Yerikho yang besar dengan cara mengelilingi kota tersebut. Ada beberapa instruksi spesifik yang Tuhan berikan kepada Yosua. Salah satunya adalah mengenai kota dan segala isinya yang dikhususkan bagi Tuhan untuk dimusnahkan. Mereka harus menjaga diri dengan tidak mengambil apa pun dari semua yang harus dimusnahkan. Penyerbuan berlangsung dan bangsa Israel tak terkalahkan. Tetapi karena Akhan bin Karmi bin Zabdi bin Zerah mengambil sesuatu dari barang-barang yang dikhususkan itu, Alkitab menuliskan murka Tuhan bangkit terhadap orang Israel. Kita melihat bahwa Israel dipersatukan sebagai satu kesatuan, dan saat ada satu orang melanggar perintah Allah, pertanggungjawaban dituntut kepada semua orang Israel. Kita membaca konsekuensi tragis segera terjadi terhadap orang Israel di kota sasaran mereka berikutnya, yaitu kota Ai. Hasil intaian beberapa orang yang ditugaskan Yosua menujukkan bahwa kota itu kecil. Mereka menyarankan supaya jangan semua orang pergi menyerang Ai, kirim saja kira-kira dua atau tiga ribu orang. Namun kenyataannya mereka melarikan diri di depan orang-orang Ai, sebab orang Ai menewaskan tiga puluh enam orang diantara mereka dan dipukul kalah di lereng.
Akhan telah berdosa, tapi di Ai, justru tiga puluh enam orang tak berdosa yang harus kehilangan nyawanya. Yosua dan para pemimpin umat sangat sedih, mereka sujud sepanjang hari dan mempertanyakan apa yang Tuhan lakukan. Tuhan menjelaskan kesalahan mereka, dan Yosua dengan cepat mengkonfrontasi dan mengatasi pelanggaran Akhan. Setelah mereka menyelesaikannya, "Lalu surutlah murka TUHAN yang bernyala-nyala itu." Kita menemukan bahwa dosa yang diperbuat beberapa individu dapat mempengaruhi keseluruhan gereja sebagai satu tubuh. Oleh sebab itu, kita perlu memupuk kesadaran individu sebagai satu tubuh untuk bertumbuh dalam hubungan pribadi dengan Yesus. Dengan begitu, keberadaan kita tak menjadi kutuk atau batu sandungan, melainkan berkat bagi anggota tubuh lainnya. [LS]