Kyle Idleman, gembala dari Southeast Christian Church di Kentucky, Amerika Serikat, menceritakan percakapan teleponnya dengan salah seorang jemaat yang baru saja kehilangan putra yang berusia 18 bulan. Membayangkan rasa duka karena kehilangan anak yang masih sangat kecil saja sudah membuat Kyle dapat merasakan kesedihan jemaatnya itu, apalagi setelah jemaat tersebut mengatakan, "Aku tidak sengaja menabraknya." Kyle terdiam seribu bahasa. Jemaat itu menceritakan bagaimana hal itu terjadi, kemudian dengan nada yang masih datar, ia melanjutkan, "Saya merasa berada di sebuah titik dalam hidup di mana saya tidak memiliki apa-apa lagi. Tapi, ternyata justru untuk pertama kalinya dalam hidup saya, Yesus benar-benar menjadi nyata bagi saya." Percakapan ini kemudian membuat Kyle menulis di status Facebook-nya, "Lanjutkan kalimat berikut: "Yesus sungguh-sungguh menjadi nyata dalam hidupku ketikaâ€Â¦." Respon dari status ini sungguh di luar dugaan. Bila disimpulkan, setiap respon menyatakan bahwa Yesus sungguh-sungguh menjadi nyata dalam hidup mereka justru ketika mereka berada di titik terendah dalam kehidupan mereka, ketika mereka sampai di titik akhir dari keakuan mereka.
Bila Anda diminta untuk melanjutkan kalimat Kyle Idleman di atas, apa yang akan Anda tulis? Seringkali tanpa kita sadari, sesungguhnya yang menghalangi kita untuk dapat mengalami perjumpaan dengan Tuhan adalah keakuan kita sendiri. Dalam bagian firman Tuhan yang kita baca hari ini, Tuhan Yesus mengatakan bahwa setiap orang yang hendak mengikut Dia dan menjadi murid-Nya, harus menyangkal dirinya. Ini adalah harga yang harus dibayar oleh setiap murid Yesus. Menyangkal diri artinya kita mengesampingkan keinginan serta kesenangan pribadi kita dan melupakan apa yang menjadi kepentingan diri kita sendiri. Menyangkal diri artinya menempatkan Tuhan dan kehendak-Nya sebagai prioritas yang pertama dan utama dalam hidup kita mengatasi hal-hal lainnya. Ini bukan hal yang mudah, tetapi ini adalah harga yang harus dibayar seorang murid Yesus. Penyangkalan diri membutuhkan pengorbanan dan ketaatan yang penuh untuk tunduk pada kehendak Tuhan. Penyangkalan diri juga berarti mengakui bahwa kita sesungguhnya tidak berarti tanpa Yesus. Penyangkalan diri membutuhkan kerelaan dan kerendahan hati. Rela untuk meninggalkan dan melepaskan ego kita dan kerendahan hati untuk mengakui kelemahan dan ketidakmampuan kita. Tuhan ingin kita benar-benar meninggalkan keakuan kita dan mengosongkan diri kita, agar hidup kita dapat diisi oleh keberadaan-Nya dan kasih karunia-Nya. Marilah kita ambil komitmen untuk membayar harga sebagai murid Yesus dengan menyangkal diri kita agar kasih karunia Tuhan dapat memenuhi seluruh hidup kita dan kehadiran Yesus sungguh-sungguh nyata di dalam hidup kita. [HS]