Terkadang hidup tidak berjalan seperti yang kita rencanakan. Ada saatnya keadaan terjadi di luar kendali dan dugaan, kematian orang yang kita kasihi, kehilangan rumah, kehilangan pekerjaan, diagnosis medis yang tidak terduga, putus hubungan, kecelakaan, dan sebagainya. Segala jenis peristiwa dapat datang ke dalam hidup kita kapan saja, dan menghancurkan rencana-rencana yang telah kita canangkan. Ketika kita sudah melakukan yang terbaik, namun justru yang terburuk terjadi dalam hidup kita, mudah untuk mempertanyakan Tuhan. Dengan amarah dan tangisan, kita mungkin bertanya kepada Tuhan. Kita mungkin berseru kepada Tuhan dan meminta agar Tuhan mengubah keadaan. Atau kita bahkan terlalu sibuk dengan kesedihan atau kemarahan kita sendiri, sehingga kita melupakan Tuhan.
Habakuk hidup dalam keadaan yang tidak menguntungkan, tetapi ia tahu pasti ada harapan di luar keadaan yang terjadi. Ia memiliki dasar iman yang kuat bahwa Tuhan memegang kendali, kuasa dan kesetiaan Tuhan melampaui segala keadaan. Ia percaya bahwa kemuliaan Tuhan akan diungkapkan sesuai dengan jalan dan waktu Tuhan. Sekarang kita mengerti bahwa kita dibentuk oleh iman kita kepada Tuhan. Iman memungkinkan kita untuk hidup dengan berani, penuh rasa aman dan damai bahkan jika keadaan tampak mengancam. Ini berarti kita perlu mempersiapkan diri untuk kehidupan yang menantang dengan cara memperdalam iman kita. Sebab sumber kekuatan kita berasal dari Tuhan. Sumber keselamatan kita berasal dari Tuhan. Saat penderitaan dan kesulitan terjadi, ingatlah bahwa Tuhan tetap menyertai. Ia memampukan kita untuk hidup di atas tekanan kesulitan. Ingatlah bahwa keadaan yang kita alami memiliki tujuan yang lebih besar daripada apa yang dapat kita lihat sekarang. Bahkan ketika kita tidak mengerti mengapa Tuhan mengizinkan tantangan tertentu ke dalam hidup kita, kita dapat tetap mempercayai kasih dan kuasa-Nya. Apa yang Anda alami hari ini? Apapun yang Anda hadapi, Anda dapat berpegang teguh bahwa kebesaran Tuhan melampui keadaan Anda. [EH]