Banyak orang memiliki niatan pamer tanpa harus kelihatan bahwa ia sedang pamer. Ini disebut humble bragging. Humble bragging secara harafiah adalah pamer secara rendah hati, yang sering tampak di media sosial. Ya, karena pamer secara terbuka sangat tidak elegan dan terkesan sombong. Hanya saja karena tak ingin terlihat sombong, maka diperlihatkan dengan cara terselubung, contohnya seseorang mengupload foto secangkir teh dengan beberapa buku bacaan yang cukup berat disertai caption, "Nikmatnya teh di pagi hari," atau seseorang yang mengupload foto kendaraannya dengan caption "Hari ini dapat cobaan diserempet motor sampe spion patah, padahal spare partnya susah, harus pesan langsung dari luar." Ada banyak contoh lainnya yang mungkin Anda bisa tambahkan.
Di era perkembangan sosial media, di mana kita bebas mengutarakan apa saja, pamer di media sosial pun menjadi sebuah trend. Kita seakan merasa biasa bermegah dengan apa yang kita tunjukkan. Tetapi ayat Firman Tuhan hari ini dengan arif menuntun kita supaya orang bijaksana janganlah bermegah karena kebijaksanaannya, orang kuat jangan bermegah karena kekuatannya, dan orang kaya jangan bermegah karena kekayaannya. Tentunya hal-hal demikian tidaklah patut. Kita bisa belajar dari kisah Raja Hizkia. Setelah disembuhkan dari penyakitnya, ia dikunjungi oleh utusan-utusan raja Babel. Bukannya menceritakan keajaiban Tuhan, ia malah bermegah, memperlihatkan atau memamerkan harta benda maupun persenjataan yang ia miliki. Pada akhirnya semua hartanya tanpa terkecuali diangkut ke Babel. Alangkah bijak jika kita memelihara sikap rendah hati. Baiklah kita hidup dengan arif seperti pesan penulis Amsal, "Hidup orang sombong berakhir dalam keaiban, tetapi orang yang rendah hati adalah bijaksana." (Amsal 11:2 FAYH). [RS]