Otak manusia memiliki cara kerja yang efisien dalam membangun kebiasaan. Ketika kita melakukan sesuatu, cabang saraf (neural branch) akan terkoneksi satu sama lain, membentuk sebuah kebiasaan. Semakin sering sebuah kebiasaan dilakukan, jaringan saraf akan semakin besar, bahkan kebiasaan tersebut dapat dilakukan di bawah alam bawah sadar. Salah satu kebiasaan manusia yang sering tidak kita sadari adalah mengeluh. Padahal, mengeluh membuat tubuh kita mengeluarkan hormon stress, cortisol, yang dapat menyerang metabolisme tubuh dan mengakibatkan berbagai penyakit. Bukan hanya penyakit, efek dari mengeluh yang dilakukan terus menerus dapat membuat seseorang menjadi tidak bahagia dalam hidupnya.
Dalam Alkitab, bangsa Israel terkenal dengan keluhan mereka. Dalam Bilangan 11, akibat bangsa Israel bersungut-sungut tentang nasib mereka, murka Tuhan sampai memusnahkan sebagian dari bangsa Israel. Jika kita hanya melihat dari sudut pandang manusia, mungkin keluhan bangsa Israel terkesan wajar. Sebelumnya, mereka dapat menikmati bermacam-macam makanan lain bukan hanya manna yang setiap hari mereka terima. Sekali waktu bangsa Israel tidak dapat menemukan air selama 3 hari, dan setelah mereka menemukannya, ternyata air itu pahit (Keluaran 15:22-23). Rasa ketidaknyamanan dan ketidakpuasan memancing keluhan, dan kita tahu bangsa Israel akhirnya mencari allah lain dan tidak dapat keluar dari padang gurun selama 40 tahun. Tuhan mau setiap anak-Nya mempercayai Dia dalam setiap situasi dan kondisi. Dari rasa percaya akan mengalir ucapan syukur. Ia berjanji orang yang berharap kepada-Nya tidak akan pernah dikecewakan. Walaupun mungkin saat ini keadaan kita sedang tidak baik, pilihlah respon yang benar. Mengeluh bukanlah jawaban dan tidak membawa solusi apa pun. Justru ini akan membuat kita semakin lelah dan membuka pintu untuk hal-hal negatif lainnya. Sebagaimana bacaan Alkitab kita hari ini memberitahukan bahwa bersungut-sungut dan berbantah-bantahan membuat kita beraib dan bernoda. Namun ketika kita memilih untuk mengucap syukur, itu adalah sebuah tindakan iman yang menyenangkan hati Tuhan. Tuhan jauh lebih tertarik dengan kemurnian hati kita dalam mengiring Dia. [KH]