Yusuf memiliki kisah hidup yang berlika-liku. Walaupun tangan Tuhan senantiasa menyertai Yusuf, namun ia tidak lepas dari pasang surut kehidupan. Yusuf adalah anak kesayangan ayahnya, tiba-tiba hidupnya berubah drastis saat ia dijual menjadi budak oleh saudara-saudaranya. Ketika keadaan mulai membaik dan ia dipercaya menjadi kepala pelayan di rumah Potifar, ia harus jatuh kembali karena difitnah istri Potifar dan akhirnya berakhir di penjara. Ia sudah sangat dekat dengan jalan keluar dari penjara karena telah menolong juru minuman raja, namun sekali lagi Yusuf harus menelan kekecewaan karena setelah juru minuman berhasil keluar dari penjara dan kembali melayani raja, ia lupa akan jasa Yusuf.
Dalam perjalanan hidup, kita pun tidak luput dari lika-liku kehidupan yang terkadang mengecewakan. Sesuatu yang kita pandang baik bisa tiba-tiba terlepas dari genggaman kita. Seseorang yang kita harapkan dapat memberikan jalan keluar, tiba-tiba bisa lupa dan menghilang begitu saja. Jalan yang kita kira lurus dan tanpa hambatan, tiba-tiba bisa tertutup dan kita dipaksa mencari jalan lain. Segala pengalihan arah yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup kita dapat membawa kita kepada rasa kecewa yang begitu besar. Namun kita tidak seharusnya tenggelam dalam kekecewaan terlalu lama. Kita harus terus beriman bahwa segala sesuatu terjadi atas seijin Tuhan, dan pada akhirnya adalah untuk kebaikan kita. Mungkin saat ini kita belum bisa memahami makna dibalik semua pintu yang tertutup dan pengalihan arah yang terjadi, namun percayalah bahwa Tuhan ingin menghindarkan kita dari jalan ataupun hal-hal buruk yang tidak Ia inginkan. [EV]