Mungkin kita tidak asing dengan kisah panti asuhan Ashley Down yang didirikan George Muller. Di suatu pagi ketika tidak ada satu pun makanan untuk di makan, perhatikan apa yang Muller lakukan. Ia memanggil semua anak dan staf yang ada untuk berkumpul dan berdoa, bersyukur kepada Tuhan atas penyediaan makanan. Tak lama kemudian, seorang tukang roti mengetuk pintu dan memberikan roti untuk panti asuhan. Kemudian tukang susu yang truknya rusak dan memberikan semua susu yang dibawa untuk panti asuhan. Ucapan syukur yang dipanjatkan Muller beserta anak-anak dan staf telah menyentuh hati Tuhan hingga Ia menyatakan kuasa dan berkat-Nya.
Ucapan syukur yang sama dapat kita temui dalam kisah mukjizat lima roti dan dua ikan. Kita semua tahu lima roti dan dua ikan tidak mungkin dapat memberi makan lima ribu orang lebih. Perhatikan apa yang Yesus lakukan, "Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, lalu menengadah ke langit dan mengucap syukur kepada Allah." (Matius 14:19 BIS). Yesus mengucap syukur untuk sesuatu yang belum ada dan terjadi. Mengucap syukur untuk sesuatu yang sudah kita lihat dan terima adalah hal yang baik dan lumrah, tetapi ucapan syukur atas sesuatu yang belum kita lihat merupakan langkah iman, inilah yang Tuhan dambakan dari anak-anak-Nya. Jika saat ini keadaan kita sedang sulit dan tidak baik, bahkan sekalipun tidak ada makanan yang dapat kita makan, mengucap syukurlah seperti apa yang Muller lakukan. Ucapkan syukur senantiasa, bahkan ketika dibutuhkan iman dan keyakinan untuk melakukannya. [LS]