Beberapa waktu lalu, beredar sebuah berita truk pengangkut mobil, yang menabrak pembatas ke jurang setinggi 150 meter di jalur tol provinsi Guangdong. Yang menegangkan adalah bahwa bagian kepala dan ban depan truk bergelantungan di atas jurang. Hanya saja beban dari truk yang cukup berat berhasil menahan truk itu sehingga tak jatuh ke dalam jurang. Prinsip serupa berlaku dalam hidup kita. Tak selamanya beban itu akan menjatuhkan kita, sebaliknya beban itu bisa melatih kita untuk tetap kuat sehingga tidak jatuh.
Beban bisa berupa masalah dan tantangan hidup yang sedang kita alami. Setiap kita tentu tak ada yang suka dengan yang namanya beban. Ia menjadi hal menakutkan, yang sebisa mungkin kita hindari. Namun ternyata ada satu sisi penting dari beban, bahwa beban tersebut bisa menahan hidup kita sehingga kita tidak jatuh. Singkatnya beban hidup menyeimbangkan kehidupan kita. Ketika bangsa Israel keluar dari Mesir, Tuhan menuntun mereka melalui jalan yang panjang. Alkitab mencatat Tuhan tidak menuntun mereka melalui jalan yang paling dekat, sebab firman Allah: "Jangan-jangan bangsa itu menyesal, apabila mereka menghadapi peperangan, sehingga mereka kembali ke Mesir." Beban itu diizinkan untuk memperkuat mental, iman, bahkan kekuatan mereka. Dengan demikian, ketika hendak menghadapi musuh di tanah perjanjian, mereka tidak akan jatuh. Hari-hari ini, apakah beban hidup yang memberatkan Anda? Apakah itu melemahkan Anda? Andalkan dan berserahlah kepada Tuhan, maka lihatlah akan ada sisi yang berbeda dari beban itu. Firman Tuhan dengan gamblang menyatakan bahwa Tuhan turut bekerja di dalam segala hal untuk mendatangkan kebaikan bagi setiap kita yang mengasihi Dia (Roma 8:28). Artinya bahwa semua hal, termasuk berbagai beban hidup Tuhan pakai untuk menguatkan kita sehingga kita tidak jatuh. Ia akan menjadikan beban tersebut membuat kita bertahan di tengah kerasnya kehidupan. [RS]