Dalam hidup ini, ada pertemuan dengan orang-orang yang pada akhirnya bisa merusak hidup kita jika tidak disikapi dengan benar. Kejadian seperti ini bisa kita pelajari dari kisah Daud. Pertemuannya dengan Batsyeba menjadi awal kejatuhannya dalam dosa perzinahan dan pembunuhan. Alkitab mencatat masa kejatuhan Daud, yaitu pada waktu ia seharusnya berperang beserta Yoab dan orang-orangnya. Namun tidak demikian, sedang Daud sendiri tinggal di Yerusalem, ia berjalan-jalan di atas sotoh. Di sanalah ia melihat Batsyeba. Dosa tidak akan terjadi jika saja Daud tidak memberi kesempatan kepada Iblis untuk bekerja. Daud memberi kesempatan kepada Iblis melalui keputusannya untuk tidak ikut berperang dan keinginannya terhadap Batsyeba. Tepatlah apa yang dikatakan oleh firman Tuhan, "Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya." (Yakobus 1:14).
Ada banyak upaya iblis untuk mendapatkan berbagai kesempatan guna menjatuhkan kehidupan kita. Namun dari berbagai kesempatan tersebut, iblis hanya akan menjalankan aksinya pada waktu yang tepat. Kita bisa bandingkan dengan pertemuan Yesus dan si Iblis yang ingin menjatuhkan-Nya. Setelah tiga kali gagal mencobai Yesus, Iblis mundur dan akan menunggu waktu yang baik. (Lukas 4:13). Waktu yang baik bagi iblis adalah saat kita memberinya kesempatan. Kesempatan itu bisa datang melalui kelemahan dan juga keinginan kita. Maka dari itu penting bagi kita untuk tetap waspada dan memperlengkapi diri dengan perlengkapan senjata Allah. Akan ada banyak konsekuensi dan kesulitan yang lebih besar, jika kita memberi sedikit saja celah untuk dosa bekerja. Itu sebabnya, "Janganlah beri kesempatan kepada Iblis." (Efesus 4:27). [RS]