Istilah downtime berawal dari dunia teknologi yang diartikan sebagai masa sebuah sistem tidak berfungsi atau mati, dan tidak terkoneksi dengan sistem lainnya. Istilah ini kemudian dipakai untuk manusia saat mereka lepas dari semua aktivitas, mengisolasi diri, dan berdiam. Di zaman yang begitu sibuk, seringkali kita lupa kalau kita membutuhkan waktu untuk beristirahat, berdiam, dan meninjau diri sendiri. Kita terlalu sibuk dengan pekerjaan dan gadget kita dari waktu bangun sampai menutup hari. Kita lupa untuk mengambil downtime.
Yesus dan murid-murid-Nya sangat sibuk dalam pelayanan mereka, mereka tidak sempat untuk makan dan beristirahat. Namun kemudian, Yesus mengajak murid-murid-Nya untuk beristirahat di tempat yang sunyi. Sunyi berarti jauh dari kebisingan, yang di zaman ini dapat berupa kesibukan sosial media, masalah, dan hal-hal yang menyerap energi kita dan membuat kita tidak dapat beristirahat. Yesus mengerti bahwa istirahat adalah sesuatu yang penting. Kita harus menyempatkan waktu untuk melakukannya. Dengan beristirahat, tubuh, jiwa dan roh kita disegarkan kembali. Di masa downtime, kita dapat menjernihkan pikiran, menenangkan hati, mengevaluasi diri, dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Jangan sampai kita terlalu sibuk dengan aktivitas kita, dan tidak menikmati berkat yang Tuhan sediakan. Jika Yesus dan murid-murid-Nya perlu istirahat, maka kita pun tidak luput dari kebutuhan yang sama. [KH]