Seorang mahasiswa di University of California, Berkeley, terlambat datang pada mata kuliah matematika, sedangkan kelas sudah dibubarkan. Ia melihat 2 buah soal di papan tulis dan berpikir bahwa soal tersebut adalah tugas yang diberikan oleh profesornya. Ia mencoba untuk menyelesaikannya walaupun soal-soal tersebut tidak semudah tugas-tugas sebelumnya yang pernah ia kerjakan. Namun, karena ia berpikir soal-soal tersebut adalah tugas, maka ia fokus dan berhasil menyelesaikannya selama beberapa hari. Setelah selesai, ia menaruhnya di meja kerja profesornya. Siang hari professor memanggilnya dan bertanya bagaimana ia bisa menyelesaikan soal tersebut. Ternyata soal itu ditulis sang profesor untuk memberikan contoh 2 soal tersulit di muka bumi ini dan hingga saat itu tidak ada yang bisa memecahkannya. George Bernard Dantzig, yang berhasil memecahkan soal-soal tersebut, kini menjadi profesor terkenal di Stanford University. Ia memecahkannya ketika ia tidak tahu bahwa yang ia kerjakan adalah soal-soal tersulit.
Sulit tidaknya suatu persoalan, kembali kepada pemikiran dasar Anda. Filsuf ternama Prancis, Rene Descartes mengutarakan ungkapan, "Cogito ergo sum" yang berarti, "Aku berpikir, maka aku ada." Prinsip ini yang menjadikan parameter dasar pemikiran bagi segala sesuatu yang dianggap terjadi. Jika saat ini Anda merasa sedang menghadapi suatu persoalan yang sulit, masukkan input-input positif pada pikiran Anda. Hadapi dan selesaikan persoalan itu dengan kepala dingin. Tenang, fokuskan pikiran, dan percayalah bahwa Anda pasti bisa menyelesaikan persoalan sesulit apapun. Inilah ciri yang melekat pada murid Kristus sejati. Hanya mereka yang percaya yang dapat mengatasi persoalan dengan tenang tanpa mengabaikan imannya kepada Yesus Kristus. Seperti Yosua dan Kaleb yang berpikir sesuai dengan pikiran dan pandangan Tuhan, dan berhasil memasuki Kanaan. Bersama Tuhan tidak ada persoalan yang terlalu sulit. [LS]