Saat dua sejoli sedang dilanda cinta, sungguh ajaib bahwa keduanya dapat melihat banyak kesamaan yang ada pada diri mereka. Mungkin mereka berkata, "Wow, ternyata kita memiliki kesukaan dan hobi yang sama!" Seiring berjalannya waktu, mereka akan mulai menemukan perbedaan-perbedaan dalam diri mereka dan akan berkata, "Hmmâ€Â¦ ternyata kita berdua sungguh berbeda ya! Sungguh luar biasa, kita bisa saling melengkapi!" Namun, saat mereka memasuki kehidupan pernikahan dan menghabiskan waktu bersama-sama dengan lebih intens lagi, mereka akan mulai berpikir, "Kenapa ya saya dan pasangan saya beda banget? Tuhan, waktu Engkau menciptakan laki-laki dan perempuan dulu, apakah Engkau tidak memikirkan hasil akhirnya akan seperti ini? Nggak ada yang cocok sama sekali! Boleh nggak Tuhan, aku kembalikan pasanganku pada-Mu?"
Coba pikir kembali, adakah orang yang makan dengan menggunakan dua sendok atau dua garpu? Anda membutuhkan sendok dan garpu secara berpasangan untuk dapat menikmati hidangan Anda, bukan? Allah telah merancang sedemikian rupa sehingga agar kita dapat menikmati hidup yang berkelimpahan, maka laki-laki dan perempuan harus berbeda satu sama lain. Yang sering menjadi masalah sesungguhnya bukanlah perbedaan itu, tetapi bagaimana peranan suami dan isteri itu sendiri. Itulah sebabnya Anda harus membicarakan hal itu dengan pasangan Anda. Mungkin Anda memiliki pendapat yang berbeda, diskusikanlah. Perbedaan itu ada agar Anda dapat mulai membicarakannya bersama. Lebih dari itu, perbedaan harus bersifat komplementer (saling melengkapi satu sama lain), menimbulkan kegairahan dan juga membentuk karakter masing-masing. Jadi, jangan lagi Anda mengeluhkan perbedaan yang ada, tetapi usahakanlah agar perbedaan itu justru dapat melengkapi Anda berdua dan membangkitkan kegairahan dalam pernikahan Anda. (HS)