Meminta maaf kepada orang lain sama pentingnya dengan memberi maaf kepada orang lain. Meski begitu, tidak semua orang mau melakukannya. Di Jepang beberapa orang menjadikan hal ini sebagai peluang usaha. Mereka membuka perusahan jasa untuk meminta maaf. Orang yang tidak ingin meminta maaf secara langsung, dapat menyewa penyedia jasa sebagai wali yang akan menyampaikan permintaan maaf. Salah satu perusahan jasa, yaitu Shazaiya Aiga Pro Agency, pada tahun 2014 lalu mematok harga 25 ribu yen (sekitar 3,2 juta rupiah) untuk permintaan maaf tatap muka dan 10 ribu yen (sekitar 1,3 juta rupiah) jika via telepon. Kenyataan ini menunjukkan bahwa meminta maaf secara langsung adalah hal yang masih sulit dilakukan oleh kebanyakan orang. Baik karena situasi yang tidak memungkinkan atau karena masalah ego.
Memiliki kebesaran hati untuk meminta maaf memang tidak mudah. Tetapi meminta maaf saat melakukan kesalahan sesungguhnya adalah sebuah sikap yang bertanggung jawab dan akan memulihkan sebuah relasi. Selain itu, hubungan dengan orang lain yang belum dipulihkan bisa menjadi penghalang dalam hubungan kita dengan Tuhan. Dalam bacaan hari ini Tuhan Yesus mengajarkan, jika kita datang mempersembahkan korban kepada Tuhan dan teringat kepada teman yang sakit hati pada kita, maka segeralah untuk meminta maaf (Matius 5:23-24). Dengan meminta maaf, hubungan kita dapat dipulihkan yang akhirnya dapat menyembuhkan penyakit. "Sebab itu, hendaklah kalian saling mengakui kesalahan dan saling mendoakan, supaya kalian disembuhkan. Doa orang yang menuruti kemauan Allah, mempunyai kuasa yang besar." (Yakobus 5:16 BIS). Karena itu, jika Roh Kudus saat ini mengingatkan Anda kepada sebuah kejadian yang tanpa disengaja telah menyakiti seseorang, lekaslah untuk meminta maaf. (EK)