Paul Pearsall, seorang doktor dalam bidang ilmu psikologi, satu waktu pernah melakukan penelitian kepada 100 orang yang sangat sukses dari berbagai industri. Selama 10 tahun penelitiannya, ia menemukan bahwa 89,9% dari orang sukses tersebut terindentifikasi mengalami "toxic success" atau "kesuksesan yang beracun." Dari beberapa bagian yang dijabarkan oleh Paul untuk mendefinisikan tentang orang telah keracunan akan sukses, salah satunya ialah: "Selalu merasa tidak pernah merasa puas dengan uang/harta miliknya. Satu-satunya ukuran dari keberhasilan hidup adalah setara dengan jumlah banyak uang/harta yang dikumpulkan. Semakin banyak uang/harta yang dikumpulkan maka semakin sukses hidupnya."
Tuhan tentu saja ingin agar orang percaya hidup sukses dan diberkati di dunia. Namun Tuhan juga mengingatkan agar kita jangan sampai terjerat dalam cinta akan uang/harta. Karena saat kita telah mencintai uang/harta, maka kita akan menjadi orang yang tidak akan pernah merasa puas berapa banyak pun uang yang dimiliki (Pengkotbah 5:9-10). Cinta akan uang/harta juga akan menyeret kita untuk jatuh kepada berbagai kejahatan, sifat tamak, dan dukacita (lihat 1 Timotius 6:9-10). Keluarga yang dahulu harmonis, dapat menjadi berantakan karena suaminya kini ditahan oleh pihak berwajib karena diduga terlibat korupsi dalam pekerjaan. Banyak anak-anak remaja yang akhirnya terlibat pergaulan bebas dan terlibat narkoba. Hanya karena orang tua terlalu sibuk mencari uang tanpa perduli waktu bersama keluarga. Masih banyak lagi hal-hal yang dapat terjadi saat seseorang telah jatuh cinta akan uang/harta. Hari ini, mengucap syukurlah atas berkat yang Tuhan percayakan kepada kita, seberapa pun besarnya. Bangunlah kehidupan yang sederhana dan kelolalah berkat yang Tuhan percayakan kepada kita dengan bijak. Percayalah, Tuhan pasti akan menambahkan berkat-Nya pada orang yang setia dan mengucap syukur. (FD)