Orang yang hidup dalam perbudakan dosa akan mengalami tekanan, beban berat serta kebinasaan. Oleh karena itu dalam bacaan hari ini, kita bersyukur Yesus mengundang, "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu" (Mat. 11:28). Kita yang menyambut undangan ini telah dimerdekakan dari kuasa dosa dan hukuman. Kini kita menerima kelegaan, hidup yang kekal dan janji anugerah berkat yang berlimpah. Masalahnya, banyak orang yang salah memahami kemerdekaan ini, sehingga mereka berpikir dapat hidup semaunya sendiri tanpa ada yang membatasinya.
Kemerdekaan yang Yesus berikan memang mutlak dan tidak bersyarat, namun kemerdekaan yang Ia maksudkan bukannya tanpa batasan-batasan. Karena kemerdekaan yang tanpa batasan akan mencelakakan hidup seseorang. Inilah topik dalam Boundaries of Freedom yang akan dibahas sepanjang bulan ini. Dapat dibayangkan, jika seorang pilot bebas menerbangkan pesawat di udara tanpa mau mengikuti aturan-aturan penerbangan, maka pasti akan mengalami kecelakaan, bukan? Demikian pula jika seorang mengabaikan perintah-perintah Tuhan dalam kehidupan ini, ia akan mengalami tekanan, beban, masalah bahkan kehancuran. Itu sebabnya Tuhan Yesus selanjutnya dalam Matius 11:29 menyatakan, "Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan." Kuk adalah balok kayu yang dipasang di atas leher 2 ekor kerbau atau sapi agar mereka dapat berjalan berdampingan untuk menarik beban. Dengan kuk ini, kerbau atau sapi jalannya menjadi terbatas dan bergantung kepada kerbau/sapi di sebelahnya. Inilah gambaran bahwa jika kita mau mengenakan kuk yang Yesus pasang, maka hidup kita akan bergantung kepada Yesus dan dibatasi oleh tujuan-Nya. Kita hidup bukan mengikuti kemauan kita sendiri, namun kita hidup mengikuti kehendak Tuhan (Firman Tuhan). Inilah kehidupan yang mengalami kemerdekaan sejati yang merdeka dari dosa, penuh dengan sukacita, damai sejahtera dan kebahagiaan.