Sebuah penelitian di bidang psikologi mengatakan bahwa 40% kekhawatiran kita adalah mengenai hal-hal yang tidak akan terjadi, 30% mengenai hal-hal yang sudah terjadi, 12% mengenai kesehatan, dan 10% mengenai keresahan sehari-hari. Berdasarkan penelitian ini, 92% kekhawatiran kita sebenarnya tidak berdasar pada alasan yang kuat. Kekhawatiran sesungguhnya sama sekali tidak memberikan solusi atas apapun. Menurut ilmu kedokteran, kekhawatiran dapat memicu stress yang berujung pada penyakit yang dapat mengurangi kualitas hidup. Kekhawatiran juga dapat mengarah pada gangguan psikologis, kehilangan logika berpikir, melakukan tindakan yang tidak masuk akal, serta mengacaukan hubungan antar pribadi. Penyakit dan gangguan yang sering muncul pada seorang yang khawatir secara berlebihan antara lain seperti gangguan lambung, kanker, penyalahgunaan obat, narkotika dan alkohol.
Perintah Tuhan tentang hal kekhawatiran tentu sudah sering kita dengar. Namun faktanya, sesering itu juga kita mengabaikan perintah Tuhan tersebut. Setiap hari, pikiran kita seakan terus membuat skenario terburuk tentang jalan hidup kita. Belenggu kekhawatiran akan mengikat kerohanian kita, sehingga membuat kita cenderung untuk mengeluh kepada Tuhan, serta takut menghadapi masa depan. Hari ini Firman Tuhan kembali mengingatkan kita untuk datang kepada-Nya dan membawa semua kekhawatiran kita dalam doa dan ucapan syukur (FIlipi 4:6). Sebab hanya iman yang teguh kepada Allah dan selalu bersandar pada kuasa-Nyalah, kita dapat lepas dari belenggu kekhawatiran. Dia adalah Tuhan yang memegang hidup kita. Dia juga yang menjamin bahwa ada masa depan yang indah bersama dengan Dia. (FD)