Kita tentu tidak asing dengan pepatah yang berbunyi, "Tamu adalah raja". Namun, pepatah ini ternyata tidak berlaku di beberapa negara. Dalam sebuah survei yang dilakukan pada tahun 2015 oleh sebuah situs perjalanan wisata, ada beberapa negara yang warganya ternyata dinilai kurang ramah terhadap wisatawan. Survei yang dilakukan pada 1200 responden ini, Perancis menduduki posisi pertama sebagai negara yang warganya kurang ramah, dengan perolehan suara hingga 20%. Sementara tempat selanjutnya secara berturut-turut adalah Rusia (16,6%), Inggris (10,4%), dan Jerman (9,93%). http://www.cleo.co.id/travel/mar/2015). Harus diakui bahwa keramahan adalah pintu masuk dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Orang-orang yang ramah biasanya disenangi banyak orang. Sebagai orang-orang yang telah dilahirkan kembali di dalam Kristus, kita juga dituntut untuk hidup ramah satu sama lain. Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, menekankan pentingnya untuk hidup ramah seorang terhadap yang lain (Efesus 4:32). Salah satu wujud keramahan kita adalah menghargai orang lain tanpa memandang status, tingkat pendidikan, ekonomi atau latar belakang. Melalui sikap ini, kita menjadi saluran kasih Kristus bagi orang lain sehingga mereka dapat mengalami perjumpaan dengan Kristus melalui kehidupan kita. Keramahan harus menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam hidup orang percaya. Oleh karena itu, dengan mengingat nasihat firman Tuhan hari ini, marilah kita hidup ramah seorang terhadap yang lain, dan itu kita mulai dari diri kita terlebih dahulu. (DF)