October 2017 / Gangguan Lambung Karena Stres?

Stres merupakan hal yang dapat terjadi pada semua orang, baik tua, muda, kaya maupun miskin. Begitu pula dengan gangguan lambung. Tetapi apakah benar stres dapat menyebabkan gangguan lambung (gastritis) atau yang lebih kita kenal dengan sebutan sakit maag? Gejala sakit maag biasa muncul berupa rasa tidak nyaman di daerah ulu hati, yang kadang disertai dengan rasa nyeri, perih, serta keluhan lain seperti mual, kembung, cepat kenyang, merasa penuh, hingga muntah-muntah. Terkadang, jika rasa nyeri itu begitu hebatnya, bisa terasa seakan sakit itu tembus ke tubuh bagian belakang. Di kalangan medis, gejala ini dikenal dengan sebutan dispepsia.

Lambung yang sehat memiliki penghalang lendir (mucous barrier), yang mencegah kontak langsung antara cairan asam lambung dengan lapisan permukaan lambung. Ribuan sel lendir dan kelenjar di dinding lambung terus menerus memproduksi lendir untuk melindungi lapisan dalam (permukaan) dinding lambung. Secara sederhana, prinsip ini seperti sebuah sistem keseimbangan, antara faktor perusak dan penyembuh. Asam lambung adalah senyawa kimia alami yang bersifat asam kuat, yang diproduksi oleh lambung untuk mencerna makanan agar dapat diteruskan ke usus. Sifatnya yang asam kuat (strong acid) membuat asam lambung ini juga bersifat korosif (perusak). Cairan ini juga diproduksi oleh tubuh terus menerus secara alami. Oleh karena itu, ketika tidak ada asupan makanan yang masuk ke dalam lambung, maka cairan ini dapat ‘mencerna’ dinding lambung. Adanya penghalang lendir (mucous barrier) ini melindungi dinding lambung agar tidak ‘dicerna’ oleh asam lambung. Dan apabila terjadi kerusakan sel-sel dinding lambung, mucous barrier akan dengan cepat memperbaharui diri. Pada gastritis atau sakit maag dan gejala-gejala yang terkait dengannya, keseimbangan ini tidak berjalan dengan baik. Hal ini mengakibatkan lapisan dinding lambung termakan oleh asam lambung dan menjadi rusak bahkan sampai menyebabkan adanya tukak pada lambung. Terkadang walaupun sistem pelindung lendir ini dalam kondisi yang normal-normal saja, akan tetapi asam lambung diproduksi secara berlebihan dapat mencapai kondisi sangat asam hingga pada suatu titik di mana mucous barrier tidak sanggup untuk menahannya.

Salah satu penyebab gangguan lambung (maag) yang jarang kita sadari adalah stres. Stres adalah gangguan mental yang dihadapi seseorang akibat adanya tekanan. Tekanan ini bisa berasal dari dalam diri, atau dari luar. Secara psikologis, stres cenderung menyebabkan seseorang malas makan atau tidak memiliki keinginan untuk makan. Kurangnya nafsu makan ini menyebabkan seseorang cenderung tidak makan tepat waktu, Yang mengakibatkan terjadinya kekosongan pada lambung saat jam makan. Padahal, lambung telah memproduksi asam lambung untuk mencerna makanan. Akibat kekosongan ini, asam lambung menyebabkan luka, iritasi atau peradangan pada dinding lambung sehingga menyebabkan rasa sakit atau nyeri yang kita sebut dengan sakit maag. Selain itu, saat stres banyak orang yang mencari pelampiasan yang tidak sehat untuk mengurangi stres, seperti merokok dan/atau mengonsumsi alkohol dalam jumlah yang banyak. Padahal seperti yang kita ketahui, merokok dan mengonsumsi alkohol justru menyebabkan kerusakan lambung dan menyebabkan sakit maag. Ini akan semakin memperburuk gejala gangguan yang dialami.

Secara ilmiah, stres dapat memicu tubuh untuk memproduksi asam lambung secara berlebih. Produksi asam lambung yang berlebih inilah yang menyebabkan peradangan lambung dan yang menyebabkan gastritis atau sakit maag. Stres juga dapat merangsang area tertentu pada otak yang meningkatkan sensitifitas terhadap nyeri, termasuk nyeri pada bagian ulu hati. Jadi, meskipun asam lambung tidak begitu meningkat, namun bagi orang yang sedang dalam kondisi tertekan, rasa nyeri di bagian ulu hati ini akan cukup terasa. Alasan lainnya mengapa stres menyebabkan sakit maag adalah karena stres dapat menurunkan kadar hormon prostaglandin yang memiliki fungsi membantu memperkuat mucous barrier yang melindungi lapisan lambung dari efek korosif asam lambung. Pemakaian obat anti-nyeri jenis tertentu juga dapat merusak lambung karena menghambat sekresi prostaglandin.

Selain itu, kondisi stres juga memicu produksi hormon adrenalin dalam tubuh. Meningkatnya jumlah hormon adrenalin ini, juga menyebabkan peningkatan produksi asam lambung. Stres dan perasaan negatif lainnya juga akan merangsang sistem syaraf simpatik yang mengakibatkan kesulitan dalam proses pencernaan makanan. Hal-hal yang dipicu oleh stres ini semua, berpotensi untuk melukai lambung dan menyebabkan peningkatan resiko sakit maag.

Itu sebabnya penting bagi kita untuk dapat mengelola stres yang terjadi dalam hidup kita. Selama kita hidup, masalah dan pergumulan akan selalu ada. Terlepas dari besar kecilnya masalah yang kita hadapai, ingatlah selalu bahwa Tuhan tidak pernah memberikan pencobaan melebihi kekuatan kita dan bersandarlah selalu pada kuasa Tuhan karena Dia sanggup mengatasi masalah yang sedang kita hadapi. Namun, bila ada di antara kita yang sudah terlanjur mengalami gangguan lambung (gastritis) ini, kita perlu untuk ekstra waspada dalam mengelola stres yang kita alami. Selain itu, lakukanlah terapi yang tepat dan jaga pola makan untuk mencegah timbulnya gejala sakit maag. (DC)

©2017 NDC Ministry. All Rights Reserved.
Powered by GerejaSoft.com